Postingan

AMAT KEPINGIN JADI PENULIS BERBOBOT

Gambar
Semenjak sering bergaul dengan Abi Ihsan, Amat jadi sering terlihat bengong. Pagi ini, sesudah salat Subuh, Amat terdeteksi ngelamun lagi di selasar Musola. Imat yang prihatin dengan keadaan sahabatnya itu, menghentikan kegiatannya menyapu halaman musola lalu menghampiri Amat. "Ente bengong lagi, Am. Knapa, sih?" tanya Imat. Amat mengangkat wajahnya, "Ane ga lagi bengong, bro." jawabnya. "Lha, trus, ente lagi ngapain? Dari tadi diem aja." Imat mengungkapkan kekepoannya. "Ane lagi belajar mengangkap ide, kayak yang diajarin Abi Ihsan. Ane pengen jadi penulis berbobot kayak dia." Amat memberikan penjelasan. "Gitu, ya..." Imat tidak bisa membayangkan apa yang dikatakan Abi Ihsan kepada Amat, namun sepertinya ada sesuatu yang salah dengan pemahaman Amat. Maklum, Imat sudah sangat kenal gaya Abi Ihsan yang selalu bercanda. Imat lalu duduk di sebelah Amat. "Emangnya Abi Ihsan penulis berbobot? Ente tahu dari mana?" Amat mendelik ke ...

Rencana Sedekah Akhir Tahun

Gambar
Selepas shalat Isya, Amat tidak bersegera pulang ke kontrakannya. Dia duduk di serambi Mushola. Imat mendekat lalu ikut duduk di sebelahnya. “Lagi ngapain, Am?” tegur Imat. Amat mengangkat jari telunjuk kanannya. “Ssst.. Denger, tuh!” katanya. Imat mencoba memasang telinganya. Terdengar bunyi ledakan petasan di kejauhan. “Petasan?’ tanya Imat. Amat mengangguk. “Ada yang ngerayain tahun baruan, kayaknya” kata Imat. “Sayang banget, ya.. Duit dibakar cuma buat didengerin doang.” Amat mengungkapkan pendapatnya. “Udah gitu, kan ga semua orang suka. Yang ga suka bunyi petasan pasti ngerasa keganggu. Apalagi kalau orang pas lagi sakit gigi. Pasti berasa keganggu banget, tuh” Imat mengangguk-angguk. “Iye.. bener, ente!” katanya. “Kalau jadi ente, akhir tahun begini duitnya mau buat apa?” tanya Imat  Amat nampak timbul semangatnya dengan pertanyaan Imat. “Kalau ane, sih, duitnya mending dipake buat sesuatu yang bermanfaat. Bisa buat beli makanan, atau beli pakaian.” Amat berhenti sejenak me...

KIAT SELAMAT DARI PERUNDUNGAN (BULLYING)

Gambar
Flyer undangan webinar Perundungan (Bullying) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dalam jaringan adalah “ menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, atau merongrong . ” Hal ini bisa menimpa siapa saja, tapi terutamanya menimpa anak-anak. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima pengaduan masyarakat terkait kasus perlindungan khusus anak tahun 2021 sebanyak 2.982 kasus. Dari jumlah tersebut, paling banyak atau 1.138 kasus anak yang dilaporkan sebagai korban kekerasan fisik dan atau psikis. [i] Kasus perundungan terhadap anak-anak paling banyak dialami oleh siswa Sekolah Dasar. [ii] Kasus-kasus ini menjadi tambah serius dengan timbulnya akibat buruk dari perundungan, bukan saja luka fisik maupun psikis, namun sampai ada yang meninggal maupun bunuh diri....

MENUNGGU VIRALNYA MEMBACA SENYAP BERSAMA-SAMA

Gambar
Tangkapan Layar Situs Silent Book Club Di dunia ini ternyata ada kegiatan perkumpulan buku ( Book Club ) yang konsepnya begitu sederhana: hanya membaca bersama, di tempat dan waktu yang sama. Bacaannya boleh berbeda-beda. Suka-suka masing-masing peserta. Jadi kesamaannya hanya bersama-sama membaca di tempat dan waktu yang sama. Salah satu perkumpulan yang punya kegatan semacam ini adalah Silent Book Club (SBC), yang didirikan oleh sepasang sahabat Guinevere de la Mare dan Laura Gluhanich pada tahun 2012 di San Fransisco, AS. Saat ini SBC sudah menyebar ke seantero dunia dengan 300an cabang. Untuk mendirikan perkumpulan seperti ini juga sangat mudah. Katanya, “ All you need is a friend, a café, and a book .” Konsep yang sangat luwes ini bisa jadi memang sangat mengandalkan pertemanan (seperti para inisiator SBC) dan kesamaan kesukaan, yaitu membaca. Bila tidak ada ikatan seperti ini, nampaknya akan sulit melakukannya. Bahkan bisa jadi lebih syulit dari melupakan Rehan.  Hestia Isti...

SILENT BOOK READING, MENIKMATI KEBERSAMAAN DENGAN MEMBACA

Gambar
Juni 2022. Sewaktu pertama kali si Sulung mengajak saya ke Satnight Book Reading (SBR), saya pikir dia minta tolong diantar ke toko buku untuk membeli buku bacaan. Agak enggan juga pada awalnya, mengapa mesti keluar rumah padahal dia bisa (dan memang biasanya, terutama sejak pandemi) beli buku secara daring ( online ). Ternyata saya salah sangka. Ini sebenarnya ajakan mengikuti kegiatan membaca buku, bukan belanja buku. Istilahnya, katanya, Silent Book Reading . (Singkatannya SBR juga, jadi bisa di refer buat dua istilah, nih) Si Sulung memberi informasi ringkas tentang SBR ini. Konsep kegiatannya sebenarnya sederhana dan sangat luwes. Kita berkumpul di waktu yang telah ditentukan. Waktu itu kumpulnya daring lewat zoom meeting . Dalam pertemuan itu masing-masing membaca buku yang ingin dibaca. Bukunya bebas. Tidak  ada ketentuan judul buku atau jenis buku. Boleh ebook atau pun hardcopy . Bahkan koran atau majalah pun bisa. Syaratnya: close mic , open cam . Panitianya dari @terus...

Amat Dapat Bingkisan

Gambar
  Ba’da shalat ‘Ashar Cing Amut bergegas menghampiri Amat di serambi. “Am, ini ada titipan buat ente dari Amit,” kata Cing Amut sambil sebuah menyorongkan plastik kresek hitam kepada Amat. “Apaan nih, Cing?” tanya Amat rada kaget. “Kata Amit, isinya baju koko sama sarung.” Kata Cing Amut menjelaskan. Imat yang menyaksikan penyerahan kresek itu menggoda Cing Amut, “Wah,.. Alhamdulillah nih. Terima kasih, Cing… Buat ane ga ada, nih?” Cing Amut pun menjawab dengan diplomatis, “Buat ente ada dari ane, nih.” Cing Amut pun mendekati Imat lalu menjabat tangannya. “Apaan nih, Cing?” tanya Imat Cing Amut nyengir lebar sebelum menjawab, “Itu dari ane buat ente, Im… Salam hangat dan jabat erat, semoga selalu sehat wal afiat..” Imat pun ikutan nyengir lebar, “Wuih, udah jago mantun, nih, Cing Amut. Ajarin ane, dong” pinta Imat. “Kain katun warnanya merah, dibikin dua baju jadinya kembar. Belajar pantun sebenarnya  nggak susah, syarat pertamanya kudu banyak sabar…” Cing Amut kembali mantun...

Cing Amut Nyari Bingkisan

Gambar
Sepulang dari musholla, Cing Amut mampir ke tempat Amit. Untung-untungan saja, barangkali Amit belum berangkat. Alhamdulillah ternyata Amit baru saja mau berangkat. “Assalamu’aikum!” Seru Cing Amut. “Wa’alaikumus salam wa rahmatullah.” Sahut Amit. “Baru pulang shalat, Cing?” “Iya, nih.” Jawab Cing Amut. “Eh, Mit. Mumpung ente belum berangkat, Cing Amut mau ngobrol sebentar, boleh?” “Boleh aja, Cing.” Jawab Amit. “Sini duduk dulu.” Amit mempersilakan Cing Amut duduk di emperan depan kontrakannya. “Ade ape, Cing?” tanya Amit setelah mereka duduk. “Ini, Mit. Kalau bisa, ente tolongin si Amat, dah.” Cing Amut ga pake lama, dia langsung masuk ke permasalahan. Kata-kata Cing Amut agak membuat Amit terkejut. “Tolongin apa, Cing? Emangnya Bang Amat kenapa?” “Ga kenapa-kenapa, sih.” Kata Cing Amut mencoba menenangkan Amit. “Si Amat lagi punya kerjaan. Kan katanya ada yang mau bikin khitanan masal. Nah, si Amat lagi ngumpulin bingkisan buat anak-anak yang mau dikhitan nanti. Ente b...