AMAT MAU MENGAJAK BERBUAT KEBAIKAN DI BULAN RAMADHAN
Amat masih termangu-mangu di beranda musola sementara Imat sudah bergiat membersihkan musola dan sekitarnya sejak selesai salat Subuh.
"Am, sini bergerak! Senam, kek, biar badan ente rada seger" Imat menyeru Amat sambil masih memainkan sapu lidi di tangannya.
"Jangan ganggu, dong! Ane lagi mikir, nih" kata Amat memprotes.
"Ente mikirin apaan, sih?" tanya Imat kepo sambil berjalan mendekati Amat.
Amat terdiam sebentar sebelum menjawab. "Ane lagi bikin list nama yang mau ane ajak berbuat kebaikan di bulan Ramadhan nanti." akhirnya Amat bersuara mencairkan kekepoan Imat.
Imat senang mendengar jawaban Amat. Dia ikut menyemangati dengan menyebut beberapa nama. "Haji Murat, pasti udah masuk list, kan?" tanya Imat. Amat hanya mengangguk. "Mpo Mia? Cing Amut?" Amat kembali mengangguk. "Wan Bukhori?" Amat menggeleng.
"Ga usah, kalau dia, sih" kata Amat.
"Kenapa?" tanya Imat
"Biasanya dia ga mau ngasih!" jawab Imat tegas
"Ah, yang benar?" tanya Imat heran. "Memangnya ente mau ngajakin berbuat kebaikan apa, sih?"
"Sebenarya ane cuma mau ngajak orang menyediakan makanan untuk berbuka puasa" kata Amat menjelaskan.
"Wah, kalau yang begitu sih, Insya Allah Wan Bukhori mau ngasih."kata Imat meyakinkan sahabatnya.
"Tapi kalau di kasus ini, dia biasaya ga mau." kata Amat lagi.
Imat berpikir sejenak. "Memangnya, apa maksudnya 'kasus ini'?" tanya Imat.
Amat pun terpaksa menjelaskan dengan enggan. "Kalau buat orang ini, Wan Bukhori biasanya ga mau ngasih"
Imat mulai curiga. "Memangnya ente mau minta makanan buka puasa buat siapa?" tanya Imat.
"Buat ane, lah" tukas Amat cepat. "emangnya buat siapa lagi?"
Seketika Imat bisa memahami dan setengah menyetujui Wan Bukhori.
-o0o-
“Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad)
-o0o-
Komentar
Posting Komentar