SILENT BOOK READING, MENIKMATI KEBERSAMAAN DENGAN MEMBACA
Juni 2022. Sewaktu pertama kali si Sulung mengajak saya ke Satnight Book Reading (SBR), saya pikir dia minta tolong diantar ke toko buku untuk membeli buku bacaan. Agak enggan juga pada awalnya, mengapa mesti keluar rumah padahal dia bisa (dan memang biasanya, terutama sejak pandemi) beli buku secara daring (online).
Ternyata saya salah sangka. Ini sebenarnya ajakan mengikuti kegiatan membaca buku, bukan belanja buku. Istilahnya, katanya, Silent Book Reading. (Singkatannya SBR juga, jadi bisa direfer buat dua istilah, nih)
Si Sulung memberi informasi ringkas tentang SBR ini. Konsep kegiatannya sebenarnya sederhana dan sangat luwes. Kita berkumpul di waktu yang telah ditentukan. Waktu itu kumpulnya daring lewat zoom meeting. Dalam pertemuan itu masing-masing membaca buku yang ingin dibaca. Bukunya bebas. Tidak ada ketentuan judul buku atau jenis buku. Boleh ebook atau pun hardcopy. Bahkan koran atau majalah pun bisa. Syaratnya: close mic, open cam. Panitianya dari @terus.membaca.
Setelah tahu bahwa ini semata kegiatan membaca, saya mau ikutan. Kebetulan buku “Jas Mewah”nya Dr. Tiar Anwar Bahtiar sudah beberapa bulan belum selesai dibaca. (Sungguh terlalu!)
Saya pikir kegiatan ini bakal bisa membantu saya menamatkan membaca buku ini, meskipun waktu yang ditentukan cukup singkat, hanya satu jam dari 19.30 sampai 20.30. Langsung saja saya isi formulir pendaftarannya.
Pada tanggal yang ditentukan, saya sudah siap pada jam 19.30 lewat. Saya pikir mulai acaranya bakal ngaret. Saya masuk ke meeting roomnya, dan ternyata saya terlambat. Acaranya sudah dimulai. Tidak banyak kata sambutan, nampaknya. Barangkali hanya penegasan aturan main, lalu cus, kita mulai membaca.
Awalnya sih, ada rasa agak rikuh juga. Membaca di bawah sorotan kamera, sementara peserta lain adalah anak-anak muda seusia si Sulung. Tapi, sesudah tenggelam dalam bacaan, yang ada hanya keseruan dan keseriusan menikmati bacaan saja. Tepat satu jam, acara membacanya dihentikan. Setelah photo session (screenshot), acara pun berakhir.
Benar-benar simple!
Kesan positif saya sampaikan ke si Sulung. Utamanya tentang disiplin waktu dan perfect timing: waktunya tidak terlalu malam plus durasinya tidak terlalu lama.
Rupanya vibes positifnya merambat ke seantero rumah. Pada kesempatan kegiatan SBR berikutnya, September 2022, bukan hanya saya dan si Sulung yang ikutan. Adiknya si Sulung juga ikutan. Uminya juga ikut serta membaca, meski tidak gabung di zoom meetingnya. Jadi, sepertinya kegiatan ini sangat bagus untuk menyalakan kembali gairah membaca. Juga untuk alternatif kegiatan keluarga. Bisa dibilang ini adalah Family Time dalam bentuk yang agak berbeda.
Buat saya pribadi, keikutsertaan istri dan anak-anak (meski belum semuanya) menjadi kebahagiaan tersendiri. Nyaman rasanya mengetahui kami bersama-sama. Berkegiatan yang sama, meski tanpa kata. Dan kegiatan ini pastinya akan bermanfaat, setidaknya untuk menambah ilmu atau pengetahuan melalui bacaan.
Saya masih menunggu-nunggu, kapan @terus.membaca akan mengadakan kegiatan SBR lagi. Istri saya juga. Dia bahkan sudah berniat akan ikutan zoom meetingnya. Jadi di keluarga kami tinggal si Bontot yang belum menyatakan tertarik untuk ikutan. Saya rasa dengan mengulang-ulang vibes positifnya di percakapan sehari-hari dan di grup perpesanan keluarga, bisa membuat dia ikut tertarik. Dan akan ikutan. Someday.
Nah, ada yang mau ikutan juga?
Tto
Komentar
Posting Komentar