Amat Masih Kepengen Nasi Kebuli
Pagi itu, ba'da shalat Shubuh, Imat bergegas mengganti pakaian untuk shalat dengan "seragam dinas"nya: Kaus dan training. Seperti biasa, dia bertugas membersihkan musholla dan lingkungannya.
Sewaktu hendak menyapu halaman Musholla, dilihatnya Amat menyurukkan badannya di serambi. Rupanya dia hendak tidur. Imat berniat menggodanya.
"Am, gimana acara semalam? Ente jadi ngaji di Al Abror?" tanya Imat.
Amat yang tadi sudah dalam posisi berbaring, langsung duduk mendengar pertanyaan Imat. "Jadi, dong..." kata Amat. Dia merasa perlu untuk pamer kepada Imat, semacam "balas dendam" karena semalam Imat menolak untuk ikut dengannya. "Ane dapet snack sekotak. Macam-macam isinya. Ada yang manis, ada yang asin, ada juga yang pedas."
"Wuih, ayik tuh." kata Imat. "Ada buktinya, ga?"
"Ya enggak ada, lah." kata Amat. "Semuanya udah habis. Snacknya ane makan. Kotaknya ane tinggal"
Amat kembali mencari-cari celah untuk membully Imat. "Semalam acara di sini, jadi?"
"Nggak jadi." jawab Imat pendek.
"Nah, kan... Coba semalam ente ikut ke Al Abror. Bisa kenyang, kita." kata Amat merasa menang dan senang.
"Masih bagusan ga ikut ke sana, lah." kata Imat.
Amat jadi kepo. "Kenapa bagusan ga ikut? Kan ga jadi ngaji di sini?"
Imat pun akhirnya menjelaskan. "Iya, semalam emang ngajinya ga jadi di Musholla. Tapi pengajiannya dipindah ke rumah Haji Murat, sekalian akikahan cucunya."
Amat jadi bengong sejenak. "Ada makanannya, ga?" tanyanya
"Jelas ada, dong!" kata Imat. Lalu dia menambahkan dengan pandangan puas, "Nasi kebuli, bro"
Amat makin bengong. Dia kemudian berusaha mencari tahu apakah sebenarnya Imat serius atau hanya menggodanya saja. "Ada buktinya, ga? Jangan hoak karena halu, ya!"
"Buktinya ada, dong," jawab Imat "Masih ada sekotak nasi kebuli di kontrakan," Lalu dia menambahkan, "Ente mau?"
Amt melompat bangun lalu berjalan ke arah Imat. Dia kemudian berusaha mengambil sapu lidi dari tangan Imat. "Jelas mau, dong!" katanya. "Udah, sini, biar ane aja yang bersihin halaman. Ente bersihin bagian dalam mushola aja!"
"Tumben ente mau bantuin," kata Imat takjub.
"Biar cepet selesai," kata Amat. "Abis itu, kita lihat nasi kebulinya."
Imat masih ingin menggoda Amat. Katanya, "Kalau udah lihat, udah cukup?"
"Yah, mesti dimakan, dong. Biar yakin bahwa itu benar Nasi Kebuli, bukan Nasi Kibulin" cetus Amat sambil agak tersenyum.
Imat hanya tertawa kecil sambil bersiap mengepel lantai mushola. "Iya dah. Insyaa Allah sehabis ini kita sarapan Nasi Kebuli.
=o0o=
=o0o=
Komentar
Posting Komentar