KBD: Berita dan Artikel; 23 Dzulqaidah 1437 H / 29 Agustus 2016
Assalaamu 'alaykum wR. wB.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala curahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhingga.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW............
Sahabat KBD, marilah kita bermohon kepada Allah SWT semoga kita selalu dapat berupaya untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal kebaikan dalam hidup kita..
Sahabat, sore nanti insyaa Allah kita akan bertemu lagi dalam pertemuan KBD. Insyaa Allah, masih ada beberapa materi yang antri:
* Catoer masih akan melanjutkan bahasannya tentang bisnis Islami
* Miswar akan membawakan kajian siroh
Namun, berkenaan dengan akan tibanya bulan Dzulhijjah, akan disampaikan materi kiriman dari Pak H. Pur tentang keutamaan 10 Hari pertama bulan Dzulhijjah.
Semoga Allah mudahkan kita untuk menghadirinya.
Buat para sahabat lainnya yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, atau ada usulan tentang materi yang perlu dibahas, silakan hubungi Aziz di 5253, Miswar di 3303 atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.
Untuk bahan bacaan pekan ini, silakan simak copas artikel2 di bawah ini.
Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.
JIka ada yang tidak berkenan untuk menerima e-mail ini, silakan minta ke toto agar dikeluarkan dari daftar pengiriman.
Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir... Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......
Wassalaamu 'alaykum.....
Pemberat Timbangan Kebaikan di Hari Kiamat yang Kini Banyak Diremehkan
Bersama Dakwah / Pirman Bahagia / 2 jam yang lalu
Akhlak Mulia @note.taable.com
Ada kekeliruan berpikir dan prioritas di antara sebagian kaum Muslimin. Mereka mengunggulkan suatu amalan dan merendahkan amalan lainnya. Mereka memprioritaskan amalan yang tidak prioritas dan meremehkan amalan yang seharusnya diutamakan.
Akhirnya, ada satu amalan yang dijanjikan sebagai pemberat timbangan amal kebaikan di Hari Kiamat tapi justru diremehkan oleh kebanyakan kaum Muslimin lantaran kurangnya ilmu dan sebab lainnya.
Disebutkan dalam riwayat Imam at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, "Tiada sesuatu pun yang paling berat dalam timbangan seorang mukmin di Hari Kiamat selain akhlak yang baik. Sesungguhnya Allah Ta'ala membenci orang yang kasar lagi berperangai buruk."
Berapa banyak oknum kaum Muslimin yang baik ibadah ritualnya tetapi bermasalah secara akhlak? Mereka melakukan shalat, puasa, membaca al-Qur'an dan amal shalih lain, tapi bersikap buruk terhadap keluarga dan tetangganya?
Berapa banyak kaum Muslimin yang sibuk mengoreksi kaum Muslimin lain hingga dirinya luput melakukan amal? Hanya dibuk mengkritisi, tapi lupa berbuat baik bahkan sering kali merasa telah menjadi orang baik.
Dalam riwayat lain dari Imam at-Tirmidzi, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam juga menyebutkan, "Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling baik amalnya."
Perhatikanlah, Islam saja tidak cukup. Ia harus diserta iman yang baik hingga menjadi Mukmin. Dan sebaik-baik mukmin bukan yang paling tampan wajahnya atau paling banyak hartanya, tetapi yang paling baik akhlaknya.
Ialah akhlak kepada Allah Ta'ala berupa sebaik-baik penghambaan yang tiada secuil pun kesyirikan di dalamnya. Dilanjutkan dengan akhlak kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa sallam berupa melakukan sunnah-sunnahnya yang mulia meski banyak ujian dan rintangannya. Kemudian senantiasa meneladani dan mengikuti para ulama yang merupakan pewaris para Nabi.
Tak bisa dianggap sepele ialah akhlak kepada sesama. Bermula dari terhadap diri sendiri, orang tua, pasangan hidup, anak-anak, saudara, masyarakat tempat tinggal, sesama Muslim dan kepada seluruh umat manusia serta hewan, tumbuhan, dan makhluk lainnya.
Betapa Islam adalah agama yang amat paripurna. Ia tidak hanya mendidik kaum Muslimin agar baik kepada Allah Ta'ala, tapi juga harus berperilaku penuh pesona kepada sesamanya.
Dan tidaklah Nabi Shallallahu 'Alaihi Wa sallam diutus, melainkan untuk menyempurnakan akhlak umat manusia.Wallahu a'lam.
[Pirman/Bersamadakwah]
Kunjungi website
Beginilah Seharusnya Akhlak Siswa terhadap Gurunya!
voa-islam.com / 1 jam yang laluSenin, 25 Zulqaidah 1437 H / 29 Agutus 2016 03:08 wib3.603 views
INDONESIA adalah negara yang terkenal dengan masyarakatnya yang ramah, Menjaga budi pekerti, sopan santun, dan beradab. Hal ini telah di akuI seluruh dunia. Selain kekayaan alam yang di miliki Nusantara, karakter budaya yang membumi dengan keindahan dalam berkomunikasi menjadi daya tarik tersendiri bagi negara lain.
Hari ini, adab sopan santun serta budi pekerti itu rasanya hilang dari para anak didik di Indonesia. Tidak semua sih, namun secara global banyak sekali para guru, ustadz yang mengajar di sekolahan maupun pesantren mengeluh karena soal akhlak karimah yang kian langka dalam diri para peserta didik.
Padahal akhlak menjadi dasar pertama di utusnya Nabi ke bumi, bahkan Rasulullah diutus oleh Allah dalam rangka menyempurnakan akhlak umat dunia karena terliputi dengan kegelapan jahiliyah.
سُئِÙ„َ النَّبِÙŠُّ صَÙ„َّÙ‰ اللَّÙ‡ُ عَÙ„َÙŠْÙ‡ِ ÙˆَسَÙ„َّÙ…َ Ù…َا Ø£َÙƒْØ«َرُ Ù…َا ÙŠُدْØ®ِÙ„ُ الجَÙ†َّØ©َ Ù‚َالَ التَّÙ‚ْÙˆَÙ‰ ÙˆَØُسْÙ†ُ الخُÙ„ُÙ‚ِ"
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah ditanya, 'Apakah yang paling banyak menyebabkan manusia masuk ke dalam surga? Beliau menjawab, 'Takwa dan akhlak yang baik.'" (HR. Shahih Ibnu Majah 3443)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallambersabda:Ø¥ِÙ†َّÙ…َا بُعِØ«ْتُ ِلأُتَÙ…ِّÙ…َ Ù…َÙƒَارِÙ…َ اْلأََØ®ْلاَÙ‚ِ"Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia".(HR. Ahmad, Hakim, dan lain-lain)
Suatu hari Abdullah putra dari Imam Ahmad bertanya kepada ayahnya, "Ayah, Syafii itu seperti apa orangnya hingga aku melihat ayah banyak mendoakanya. Wahai anaku, Syafii seperti matahari bagi dunia," jawab Ahmad bin Hambal."
Ibnu Abbas, sahabat mulia yang amat dekat dengan Rasulullah mempersilahkan Zaid bin Tsabit untuk naik kendaraanya, sedangkan ia sendiri yang menuntunnya. "Begini kami diperintahkan untuk memperlakukan ulama kami," ucap Ibnu Abbas. Zaid sendiri mencium tangan Ibnu Abbas seraya berkata, "Beginilah kami di perintahkan memperlakukan ahli bait Rasulullah."
Imam Nawawi pernah berkata, "Hendaklah seorang murid memperhatikan gurunya dengan pandangan penghormatan. Hendaklah ia menyakini keahlian gurunya dibanding dengan yang lain. Karena hal itu akan mengantar seorang murid untuk banyak mengambil manfaat darinya dan lebih bisa membekas dalam hati yang ia dengar dari gurunya tersebut."
Sungguh para salafus shalih adalah contoh terbaik dalam berakhlak. Mereka sangat menghormati para ustadz, ulama serta guru mereka. Karena tanpa perantara guru sesunguhnya kita tak bisa apa-apa. Maka beginilah seharusnya para murid memperlakukan guru mereka.* [Protonema/Syaf/voa-islam.com]
Sebarkan informasi ini, semoga menjadi amal sholeh kita!
Kunjungi website
Komentar
Posting Komentar