KBD: Berita dan Artikel; 16 Sya'ban 1437 H / 23 Mei 2016


Assalaamu 'alaykum wR. wB.

Segala puji bagi Allah SWT atas segala curahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhingga.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW............

Sahabat KBD, marilah kita bermohon kepada Allah SWT semoga kita selalu dapat  berupaya untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal kebaikan dalam hidup kita..

Sahabat, sore nanti insyaa Allah kita akan bertemu lagi dalam pertemuan KBD. Insyaa Allah, nanti sore kita akan mengadakan Quizz sebagai bagian dari Tarhib Romadhon. Sebagaimana biasa, akan ada hadiah2nya, berupa voucher, barang dan uang tunai....
Materinya sekitar Romadhon dan Shoum...

Semoga Allah mudahkan kita untuk menghadirinya.

Buat para sahabat lainnya yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, atau ada usulan tentang materi yang perlu dibahas, silakan hubungi Aziz di 5253, Miswar di 3303 atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.

Untuk bahan bacaan pekan ini, silakan simak copas artikel2 di bawah ini dari hidayatullah dot com.

Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.
JIka ada yang tidak berkenan untuk menerima e-mail ini, silakan minta ke toto agar dikeluarkan dari daftar pengiriman.

Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir...  Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......  

Wassalaamu 'alaykum.....

5 Bekal Pra Ramadhan
Selasa, 10 Mei 2016 - 08:34 WIB

RAMADHAN sebentar lagi hadir di tengah-tengah kita, bekal apa kiranya yang mampu membuat setiap Muslim berhasil dalam menjalani Ramadhan. Tulisan ini akan menjelaskan lima bekal yang harus dipersiapkan sebelum memasuki bulan Ramadhan agar meraih kesuksesan di dalamnya.

Sebelum mengurai 5 bekal menyambut Ramadhan, terlebih dahulu dijelaskan bahwa ide ini terinspirasi dari Sirah Nabawiah mengenai empat syari`at yang diwajibkan kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam dan sahabatnya pada tahun kedua hijriah yang bertepatan dengan bulan Sya`ban.

Pada tanggal 2 Sya`ban, Rasulullah mendapatkan empat syari`at dari Allah. Pertama, pemindahan arah kiblat dari Baitul Maqdis ke Ka`bah, Makkah. Kedua, kewajiban puasa Ramadhan. Ketiga, kewajiban zakat. Keempat, kewajiban jihad dalam arti perang secara fisik(Muhammad al-Khudhari, Nûr al-Yaqîn fî Sîrati Sayyidi al-Mursalîn, 96).

Dari keempat hal tersebut, paling tidak ada 5 bekal yang harus dipersiapkan oleh setiap Muslim sebelum memasuki bulan Ramadhan.

Pertama, bekaliman dan ikhlas

Peristiwa perubahan arah kiblat di bulan Sya`ban ini sebenarnya ujian berat bagi keimanan dan keikhlasan kaum Muslimin kala itu. Pasalnya, tanpa keduanya dalam menjalankan syari`at Allah, maka mereka tidak akan kuat menghadapi gunjingan Yahudi yang menganggap Nabi Muhammad tak punya pendirian akibat perubahan kiblat ini. Pada akhirnya mereka lulus menghadapi  ujian keimanan dan keikhlasan ini, dan tentunya berdampak positif bagi Ramadhan yang akan mereka lalui.

Bagaimana pun juga Ramadhan memang membutuhkan keimanan dan keikhlasan ekstra. Orang yang menjalankan ibadah Ramadhan hanya karena pamrih kepada manusia, maka tidak mendapatkan apa-apa selain apa yang dipamrihinya. Karena itu, tidak mengherankan jika Rasulullah ketika Ramadhan sangat mewanti-wanti pentingnya keimanan dan keikhlasan. Sebagai contoh misalnya dalam ibadah qiyamul lail  di bulan Ramadhan beliau mengingatkan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ»

Bersumber dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu `alahi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang menunaikan qiyamul lail pada bulan Ramdhan dengan penuh keimana dan hanya mengharap(ikhlas) padaNya, maka dosanya yang telah berlalu akan diampuni."(HR. Bukhari, Muslim).

Kedua, bekal loyalitas

Di sisi lain, sejatinya, perintah perubahan kiblat pada bulan Sya`ban itu mengajarkan pelajaran berharga pada sahabat akan pentingnya loyalitas kepada Allah. Ketika Allah sudah memerintahkan sesuatu, maka tidak ada reserve di dalamnya. Persis seperti gambaran firman Allah:

وَمَا كَانَ لِمُؤۡمِنٖ وَلَا مُؤۡمِنَةٍ إِذَا قَضَى ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥٓ أَمۡرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ ٱلۡخِيَرَةُ مِنۡ أَمۡرِهِمۡۗ وَمَن يَعۡصِ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ فَقَدۡ ضَلَّ ضَلَٰلٗا مُّبِينٗا ٣٦

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata."(QS. Al-Ahzab[33]: 36).

Orang yang memasuki Ramadhan tanpa bekal loyalitas yang tinggi, maka akan sangat berat dalam menjalaninya.

Ketiga, bekal spiritual

Sebulan sebelum kedatangan syari`at di bulan Ramadhan, para sahabat sudah diberi tahu terlebih dahulu kewajiban puasa Ramadhan. Pemberitahuan ini tentunya akan memberi waktu bagi mereka untuk mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, terutama dalam hal spiritualitas.

Puasa pada prinsipnya adalah mengandung subtansi pengendalian diri, dan ini erat kaitannya dengan spiritualitas seseorang. Orang yang memiliki spiritualitas bagus sebelum menjalankan ibadah di bulan Ramadhan, maka ketika memasukinya akan dengan mudah melaksanakan ibadah di dalamnya.

Nabi Muhammad sendiri dalam salah satu riwayat dikatakan, pada bulan Sya`ban beliau sangat rajin berpuasa. Aisyah bercerita:

فَمَا رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – اسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍ إِلاَّ رَمَضَانَ  وَمَا رَأَيْتُهُ أَكْثَرَ صِيَامًا مِنْهُ فِى شَعْبَانَ

"Aku tidak pernah sama sekali melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa secara sempurna sebulan penuh selain pada bulan Ramadhan. Aku pun tidak pernah melihat beliau berpuasa yang lebih banyak daripada berpuasa di bulan Sya'ban." (HR. Bukhari, Muslim).

Dengan membiasakan diri berpuasa di bulan Sya`ban, spiritual belia terjaga dengan baik, sehingga ketika Ramadhan datang, tidak akan mengalami kesulitan.

Keempat, bekal finansial

Bekal finansial ini terinspirasi dari peristiwa kewajiban zakat yang disampaikan Allah pertama kali di bulan Sya`ban. Kita tentu sudah maklum, zakat membutuhkan finansial. Lebih dari itu, amalan-amalan lain di bulan Ramdhan seperti sedekah, sahur, buka, dan memberi buka puasa kepada orang-orang berpuasa tentu membutuhkan persiapan finansial yang memadai. Bekal finansial yang cukup tentu saja akan menunjang kesuksesan amal di bulan Ramadhan.

Rasulullah sendiri adalah orang yang sangat dermawan. Kedermawanan kebanyakan membutuhkan finansial. Maka tidak mengherankan jika, kedermawanan beliau sangat bertambah ketika di bulan Ramdhan. Ibnu Abbas menceritakan:

«كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ القُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ المُرْسَلَةِ»

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Dan beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur'an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus." (HR. Bukhari, Muslim).

Kelima, bekal fisik optimal

Di bulan Sya`ban tahun 2 Hijriah itu, jihad dalam pengertian perang sudah diwajibkan. Jihad perang tentu saja membutuhkan kekuatan fisik yang optimal. Setelah ada kewajiban jihad ini, pada tanggal 17 Ramadhan mereka mendapat kemenangan di perang Badar Kubra dengan sangat gemilang. Bisa dibayangkan –tentunya setelah bantuan Allah- bagaiamana persiapan fisik mereka sebelum Ramadhan, sehingga dalam Ramadhan pun mereka tetap kuat melakukan jihad.

Mungkin sekarang kita bukan dalam kondisi perang, namun persiapan fisik juga tak bisa diabaikan sebelum Ramadhan tiba. Masalahnya, amalan di bulan Ramadhan seperti puasa, qiyamul lail dan lain sebagainya, membutuhkan semangat jihad dan fisik prima. Jika tidak, mana mungkin bisa menunaikannya secara maksimal, padahal Ramdhan hanya datang satu tahun sekali.

Sebagai kesimpulan akhir, dari peristiwa  Sirah Nabawiah pada 2 Sya`ban, tahun 2 Hijriah, ada 5 bekal yang harus disiapkan bagi orang yang ingin sukses menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Pertama, iman dan ikhlas. Kedua, loyalitas. Ketiga, spiritual. Keempat, finansial. Kelima, fisik yang optimal. Semoga kesuksesan bisa kita raih, di bulan suci. Wallahu a`lam.*/Mahmud Budi Setiawan

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar


ROMADHON BULAN PENUH BERKAH

Tujuh Injeksi Iman

Oleh: Abdullah Sholeh Hadrami

Allah berfirman tentang keimanan:

هُوَ الَّذِي أَنزَلَ السَّكِينَةَ فِي قُلُوبِ الْمُؤْمِنِينَ لِيَزْدَادُوا إِيمَاناً مَّعَ إِيمَانِهِمْ وَلِلَّهِ جُنُودُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَكَانَ اللَّهُ عَلِيماً حَكِيماً

"Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." [QS. 48 Al-Fath, 4]

Para ulama menjelaskan tentang ayat tersebut bahwa jika iman bisa bertambah berarti juga bisa berkurang.

Sahabat Handholah Radhiyallahu 'Anhu berkata: "Telah munafik Handholah wahai Rasulullah". Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa 'Ala Alihi Wa Sallam bertanya: "Mengapa seperti itu?".

Handholah Radhiyallahu 'Anhu menjawab: "Wahai Rasulullah, ketika kami berada di sisi Anda dan Anda mengingatkan kami tentang surga dan neraka maka seakan surga dan neraka berada di depan mata kami, tapi ketika kami keluar dari sisi Anda dan kami berkumpul dengan istri-istri dan anak-anak kami serta pekerjaan kami maka kami banyak lupa."

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sekiranya keadaanmu terus menerus seperti ketika di sisiku dan ketika mendapat peringatan sungguh pasti malaikat-malaikat akan mengajakmu berjabat tangan ketika kamu di tempat-tempat tidurmu dan di jalan-jalanmu, akan tetapi wahai Handholah sesaat sesaat". (HR. Muslim)

Maksud Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam adalah bahwasanya keimanan itu tidak mungkin bertambah terus, tapi adakalanya berkurang, kalau seseorang itu imannya bertambah terus dan tidak pernah berkurang pasti para malaikat akan kagum dan mengucapkan selamat kepadanya. Kita harus beraktifitas dalam kehidupan sehari-sehari seperti berkumpul keluarga dan bekerja mencari nafkah yang diantara konsekuensinya adalah kadang keimanan berkurang dan menurun, sehingga kita juga harus mempunyai saat-saat untuk menambah dan meningkatkan keimanan seperti menghadiri majlis-majlis ilmu dan nasehat.

Berkata Umair bin Hubaib rahimahullah: "Iman itu bertambah dan berkurang". Beliau ditanya: "Apa tanda bertambah dan berkurangnya?". Beliau menjawab: "Jika kita ingat Rabb kita dan takut kepadaNya maka itu adalah tanda bertambahnya. Namun, jika kita lalai, lupa dan menyia-nyiakanNya maka itu adalah tanda berkurangnya". (Kitab Al-Iman karya Ibnu Abi Syaibah)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya iman itu adakalanya usang dalam diri seorang dari kamu seperti usangnya pakaian, maka mintalah kepada Allah agar memperbaharui keimanan dalam hati-hatimu." (HR. Ath-Thabrani dari Ibnu Umar)

Sahabat Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu mengajarkan doa agar iman kita bertambah:

" اَلَّلهُمَّ زِدْنَا إِيْمَاناً وَيَقِيْناً وَفِقْهاً "

Artinya: "Ya Allah, tambahlah untuk kami keimanan, keyakinan dan kefahaman."

(Berkata Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam kitabnya "Fathul Bari" 1/48: Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al-Iman dan sanadnya shahih).

Sahabat Abu Ad-Darda Radhiyallahu 'Anhu berkata:

"Termasuk diantara kepandaian seorang hamba adalah dia mengetahui apakah imannya bertambah atau berkurang, dan termasuk kepandaian seorang hamba pula adalah dia mengetahui godaan-godaan setan datang dari mana saja kepadanya".

Sebab Bertambahnya Iman Ada Tujuh

Mempelajari ilmu agama.
Menghadiri majlis-majlis taklim karena majlis seperti ini menambah dan mempertebal keimanan sehingga majlis taklim disebut dengan "Majlis Iman".

Membaca Al-Qur'an dengan tadabbur, berusaha memahami dan mengamalkannya.
Tidak diragukan lagi bahwa membaca Al-Qur'an dengan tadabbur, berusaha memahami dan mengamalkannya mempunyai pengaruh besar dalam meningkatkan kualitas keimanan kita karena banyak sekali nasehat dan pelajaran berharga di dalamnya.

Mempelajari sejarah hidup (sirah) Nabi dan Salafush Shaleh.
Melalui kajian sejarah hidup (sirah) Nabi dan Salafush Shaleh kita menjadi tahu berbagai macam sisi kehidupan Beliau dan mereka sehingga kita terdorong untuk menjadikan Beliau dan mereka sebagai suri tauladan.

Bersungguh-sungguh dalam beribadah dan memperbanyak amal sholeh seperti shalat, sedekah, puasa, haji, umrah, berdzikir, beristighfar, berdoa, menyambung tali silaturrahim dan berbuat baik kepada hamba-hamba Allah serta yang lainnya.
Para ulama bersepakat bahwa keimanan pasti bertambah dan meningkat jika kita banyak berbuat ketaatan dan amal sholeh.

Memperhatikan amalan-amalan hati seperti takut, cemas, cinta, berharap, tawakkal dan lainnya terutama membersihkan hati dari kotoran-kotorannya seperti iri, dengki, hasad, sombong, ujub dan lainnyq sehingga hati menjadi bersih.
Amalan hati adalah amalan dahsyat yang sangat besar pengaruhnya untuk meningkatkan keimanan dan menggapai ridha Allah. Cinta Allah, takut kepada Allah, berharap kepada Allah, tawakkal kepada Allah dan yang lainnya adalah inti tauhid. Juga membersihkan hati dari semua yang mengotorinya.

Bergaul dengan orang-orang baik dan menjauhi bergaul dengan orang-orang jahat.
Pergaulan kita sangat berpengaruh terhadap kualitas keimanan kita karena lingkungan akan mewarnai kehidupan dan diri kita.

Memperhatikan orang yang diatas kita dalam urusan agama dan orang yang dibawah kita dalam urusan dunia.
Memperhatikan orang yang diatas kita dalam urusan agama menjadikan kita termotivasi untuk menirunya dan memperhatikan orang yang dibawah kita dalam urusan dunia menjadikan kita selalu bersyukur kepada Allah dan tidak pernah meremehkan semua nikmatNya.

Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya, juga selalu berdoa dan berharap mati husnul khotimah.

@AbdullahHadrami

Rep: Admin Hidcom
Editor: Cholis Akbar


http://m.hidayatullah.com/kolom/embun-hikmah/read/2016/05/13/94746/tujuh-injeksi-iman.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fw: Bacaan bulan ramadhan

KBD: Berita dan Artikel; 29 Rajab Akhir 1438 H / 26 April 2017

Musholla lt 23 pindah ke area baru