KBD: Berita dan Artikel; 7 Sya'ban 1436 H / 25 Mei 2015
Assalaamu 'alaykum wR. wB.
Segala puji bagi Allah SWT atas segala curahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhingga.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW............
Sahabat KBD, marilah kita bermohon kepada Allah SWT semoga kita selalu dapat berupaya untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal kebaikan dalam hidup kita..
Sahabat, sore nanti insyaa Allah kita akan bertemu lagi dalam pertemuan KBD. Insyaa Allah, nanti sore kita akan mendengarkan taushiyah yang bermanfaat untuk kehidupan kita. Insyaa Allah kita akan kembali ke materi Tarhib Romadhon.
Awal bulan depan, insyaa Allah kita akan mengadakan Quizz lagi.
InsyaaAllah nanti kita juga akan sama-sama mendoakan sahabat2 kita yang sedang sakit.
Semoga Allah mudahkan kita untuk menghadirinya.
Buat para sahabat lainnya yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, atau ada usulan tentang materi yang perlu dibahas, silakan hubungi Pak Pur di 5104, Azis di 5253 atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.
Yang sudah menanti untuk ditayangkan:
1. Pengantar Ushul Fiqh
2. Pengantar Ilmu Hadits
Untuk bahan bacaan pekan ini, silakan simak copas berita dan artikel di bawah ini tentang Saudara kita dari Myanmar bersumber dari Suara Islam dan Hizbut Tahrir (2012). Berita terkini lainnya dapat sahabat search sendiri.
Penggalangan dana untuk membantu Saudara2 kita yang mengungsi di Aceh tersebut dapat disalurkan melalui kotak infak di Musholla lt 23.
Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.
JIka ada yang tidak berkenan untuk menerima e-mail ini, silakan minta ke toto agar dikeluarkan dari daftar pengiriman.
Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir... Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......
Wassalaamu 'alaykum.....
Kondisi Ratusan Pengungsi Rohingya di Langsa Memprihatinkan
Senin, 18/05/2015 10:04:57 | Dibaca : 1818 |

Seorang pengungsi dari Rohingya terbujur sakit di Langsa, Aceh. (foto: The Guardian)
Langsa (SI Online) - Sekitar 790 pengungsi Muslim Rohingnya asal Myanmar dan Banglades di penampungan Pelabuhan Kuala Langsa dalam kondisi yang sangat memprihatinkan. Kebanyakan di antara mereka mengalami dehidrasi akut, lemas dan mengalami luka di kepala atau badan.
"Kondisi mereka banyak yang lemah dan sakit, saat ini sudah ada tim medis dari Pemerintah Kota Langsa," kata Mitra Salima Suryono, Public Information Officer UNHCR, Sabtu (16/05) lalu seperti dikutip Viva.co.id.
Menurt Suryono, sebagian dari para pengungsi itu dirawat ditempat penampungan sementara dan 17 orang yang harus dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Kota Langsa. "Mereka yang mengalami dehidrasi akut dan nyeri akibat luka yang tidak terobati, butuh perawatan yang intensif," katanya.
Para pengungsi Muslim Rohingya dan Bangladesh tiba di pelabuhan Langsa, Aceh pada hari ini (Jumat, 15/5) setelah diselamatkan oleh enam kapal nelayan.
Para imigran terapung di tengah lautan, sekitar 40 mil dari Kuala Langsa. Sebagian dari mereka masih berada di kapal pukat harimau Thailand. Para imigran itu diselamatkan setelah kapal mereka tenggelam di lepas pantai provinsi Aceh.
Terkait dengan registrasi pengungsi yang di pelabuhan Kuala Langsa Kota Langsa, Mitra mengatakan, belum bisa dilakukan sekarang. Disebutkan Badan PBB untuk urusan pengungsi (UNHCR) sedang melakukan registrasi imigran yang di penampungan Kuala Cangkoy, Lapang, Aceh Utara.
"Yang paling penting fase darurat tertangani dengan baik, sampai saat ini di Langsa berlangsung dengan baik, banyak bantuan yang salurkan oleh Pemerintah Kota Langsa dan masyarakat," katanya.
red: abu faza/dbs
Kronologis Sejarah Penderitaan Muslim Rohingya
09 Aug 2012 in Analisis Leave a comment
Mediaumat.Arakan, wilayah di mana mayoritas Muslim Rohingya tinggal, sudah ada bahkan sebelum Negara Burma lahir setelah diberi kemerdekaan oleh Inggris pada tahun 1948. Kaum Muslimin di sana telah berabad-abad tinggal sebagai kesultanan Islam yang merdeka. Justru yang terjadi adalah penjajahan oleh kerajaan Budha dan Kolonial Inggris di negara itu.
Para sejarawan menyebutkan bahwa Islam masuk ke negeri itu tahun 877 M pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid. Saat itu Daulah al-Khilafah menjadi negara terbesar di dunia selama beberapa abad. Islam mulai menyebar di seluruh Birma ketika mereka melihat kebesaran, kebenaran, dan keadilannya.
Kaum Muslimin memerintah propinsi Arakan lebih dari tiga setengah abad antara tahun 1430 hingga tahun 1784 M. Penderitaan Muslim di sana mulai terjadi saat penjajah kerajaan Budha maupun kolonialis Inggris menjajah negeri itu. Berikut tahun-tahun penting penderitaan Muslim Rohingya.
1784 M : Kerajaan Budha berkoalisi menyerang provinsi dan menduduki wilayah Arakan. Mereka menghidupkan kerusakan di provinsi tersebut. Mereka membunuh kaum Muslimin, membunuh para ulama kaum Muslimin dan para dai. Mereka juga merampok kekayaan kaum Muslimin, menghancurkan bangunan-bangunan islami baik berupa masjid maupun sekolah. Hal itu karena kedengkian mereka dan fanatisme mereka terhadap kejahiliyahan budhisme mereka.
1824 M : Inggris menduduki Burma termasuk wilayah Arakan dan menancapkan penjajahan mereka atas Birma.
1937 M : Kolonial Inggris menduduki provinsi Arakan dengan kekerasan dan menggabungkannya ke Burma (yang saat itu merupakan koloni Inggris yang terpisah dari pemerintah Inggris di India). Untuk menundukkan kaum Muslim agar bisa dikuasai dan dijajah, Inggris mempersenjatai umat Budha.
1942 M: lebih dari 100 ribu Muslim dibantai oleh orang-orang Budha dan ratusan ribu mengungsi ke luar negeri.
1948 M : Inggris memberi Birma kemerdekaan formalistik. Sebelumnya, pada 1947 M Inggris menggelar konferensi untuk mempersiapkan kemerdekaan dan mengajak seluruh kelompok dan ras di negeri tersebut kecuali Muslim Rohingya. Pada konferensi itu Inggris menetapkan menjanjikan kemerdekaan kepada tiap kelompok atau suku sepuluh tahun kemudian. Namun pemerintahan Birma tidak mengimplementasikan hal itu. Yang terjadi adalah penindasan terhadap kaum Muslimin yang terus berlanjut.
1962 M : terjadi kudeta militer di Burma di bawah pimpinan militer Jenderal Ne Win. Rezim militer melanjutkan 'tugas penting' pembantaian terhadap umat Islam. Lebih dari 300 ribu Muslim diusir ke Bangladesh.
1978 M : rezim militer mengusir lagi setengah juta Muslim ke luar Birma. Menurut UNHCR, lebih dari 40 ribu orang Muslim terdiri atas orang-orang tua, wanita dan anak-anak meninggal dunia saat pengusiran akibat kondisi mereka yang memprihatinkan.
1982 M : operasi penghapusan kebangsaan kaum Muslim karena dinilainya sebagai warga negara bukan asli Burma.
1988 M : lebih dari 150 ribu kaum Muslimin terpaksa mengungsi ke luar negeri. Pemerintah Myanmar menghalangi anak-anak kaum Muslimin mendapatkan pendidikan. Untuk mengurangi populasi, kaum Muslim dilarang menikah sebelum berusia tiga puluh tahun.
1991 M : lebih dari setengah juta kaum Muslim mengungsi akibat penindasan yang mereka alami.
2012 M : Pada bulan Juni orang-orang Budha melakukan serangan terhadap sebuah bus yang mengangkut Muslim dan membunuh sembilan orang dari mereka. Konflik cenderung dibiarkan oleh pemerintah. Pembunuhan, pembakaran rumah, dan pengusiran terjadi. Puluhan ribu kaum Muslimin keluar dari rumah mereka. Bangladesh menolak untuk membantu kaum Muslim yang tiba di Bangladesh. Negara ini bahkan mengembalikan dan menutup perbatasan untuk saudara Muslimnya. Tidak ada angka yang pasti jumlah korban Muslim, namun diduga puluhan ribu Muslim terbunuh pasca pecahnya kembali konflik pada awal Juni 2012.
Keamanan tidak akan kembali menjadi milik kaum Muslimin di negeri tersebut kecuali jika tidak kembali kepada Khilafah. Mereka telah bernaung di bawah Khilafah sejak masa Khalifah Harun ar-Rasyid lebih dari tiga setengah abad lamanya. Jadi Khilafah sajalah yang memberikan kepada mereka keamanan dan menyebarkan kebaikan di seluruh dunia. Semoga Khilafah sudah dekat keberadaannya, atas izin Allah.(Mediaumat.com/ FW dari berbagai sumber)
Kesultanan Arakan
Jumlah Muslim di Myanmar paling besar dibandingkan Filipina dan Thailand, jumlahnya sekitar 7 juta hingga 10 juta jiwa. Setengah dari jumlah Muslim Myanmar tersebut berasal dari Arakan, suatu provinsi di barat laut Myanmar. Di sebelah utara, wilayah Arakan mempunyai perbatasan dengan Bangladesh sepanjang 170 km; di sebelah Barat berbatasan dengan pantai yakni Laut Andaman.
Semula Arakan bernama Rohang. Masyarakatnya disebut Rohingya. Pada 1430 Rohingya menjadi kesultanan Islam yang didirikan oleh Sultan Sulaiman Syah dengan bantuan masyarakat Muslim di Bengal (sekarang Bangladesh). Kemudian nama Rohingya diganti menjadi Arakan (bentuk jamak dari kata arab 'rukun' yang berarti tiang/pokok) untuk menegaskan identitas keislaman mereka.
Islam mulai datang ke negeri Burma ini di mulai sejak awal hadirnya Islam, yakni abad ke-7. Saat itu daerah Arakan telah banyak disinggahi oleh para pedagang Arab. Arakan merupakan tempat terkenal bagi para pelaut Arab, Moor, Turki, Moghuls, Asia Tengah, dan Bengal yang datang sebagai pedagang, prajurit, dan ulama. Mereka melalui jalur darat dan laut.
Pendatang tersebut banyak yang tinggal di Arakan dan bercampur dengan penduduk setempat. Percampuran suku tersebut terbentuk suku baru, yaitu suku Rohingya. Oleh karena itu, Muslim Rohingya yang menetap di Arakan sudah ada sejak abad ke-7.
Para pedagang yang singgah di pantai pesisir Burma mulai menggunakan pesisir pantai dari Negara Burma (Myanmar) sebagai pusat persinggahan dan juga dapat dijadikan sebagai sebuah tempat reparasi kapal.
Dapat diketahui bahwa Islam mulai masuk ke Burma di bawa oleh para pedagang Muslim yang singgah di pesisir pantai Burma. Pada masa kekuasaan perdagangan Muslim di Asia Tenggara mencapai puncaknya, hingga sekitar abad ke-17, kota-kota di pesisir Burma, lewat koneksi kaum Muslim, masuk ke dalam jaringan dagang kaum Muslim yang lebih luas.
Mereka tidak hanya aktif di bidang perdagangan, melainkan juga dalam pembuatan dan perawatan kapal. Suatu ketika di abad ke-17 sebagian besar provinsi yang terletak di jalur perdagangan dari Mergui sampai Ayutthaya praktis dipimpin oleh gubernur Muslim dengan para administrator tingginya, yang juga Muslim.(mediaumat.com, 9/8/2012)
http://hizbut-tahrir.or.id/2012/08/09/kronologis-sejarah-penderitaan-muslim-rohingya/
Komentar
Posting Komentar