KBD: Berita dan Artikel; 4 Dzulhijjah 1435 H / 29 September 2014
Assalaamu 'alaykum wR. wB.
Segala puji bagi Alloh SWT atas segala curahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhingga.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW............
Sahabat KBD, marilah kita bermohon kepada Allah SWT semoga kita selalu dapat berupaya untuk meningkatkan iman, ilmu dan amal kebaikan dalam hidup kita..
Sahabat, sore nanti insyaa Allah kita akan bertemu lagi dalam pertemuan KBD. Insyaa Allah, nanti sore kita akan mendengarkan penyampaian tentang Sholat Ied dan Takbiran, mudah-mudahan dapat menjadi tambahan ilmu dan pengetahuan bagi kita.
Buat para sahabat lainnya yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, atau ada usulan tentang materi yang perlu dibahas, silakan hubungi Pak Pur di 5104 / 5112 atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.
Untuk bahan bacaan pekan ini, silakan simak artikel di bawah ini, copy paste dari hidayatullah dot com.
Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.
JIka ada yang tidak berkenan untuk menerima e-mail ini, silakan minta ke toto agar dikeluarkan dari daftar pengiriman.
Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir... Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......
Wassalaamu 'alaykum.....
Ikhlas Tak Berarti Ringan di Hati
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
IKHLAS itu melakukan amal dan ibadah semata-mata untuk mencari wajah Allah Ta'ala; mengharap ridha-Nya sepenuh kerinduan. Amal yang kecil bernilai sangat besar bersebab niat ikhlas. Sebaliknya amal yang amat besar, tak bernilai sama sekali karena salah niat.
Ikhlas tidak berhubungan dengan berat-ringannya melakukan amal dan ibadah. Meski sangat berat, jika mengerjakannya karena taat, itulah ikhlas. Ringannya hati bershadaqah bukan menandakan ikhlas. Sebaliknya meski amat berat terasa, jika ridha Allah Ta'ala tujuannya, itulah ikhlas. Inilah yang sering rancu atau bahkan dirancukan sehingga mendatangkan syubhat betapa mendidik niat seolah penghalang amal.
Amat banyak kita jumpai perkataan syubhat, "Lebih ikhlas mana sedekah 1000 dengan sedekah 10 juta?" Padahal ini bukan berkait dengan ikhlas. Ringan hati tidak menandakan ikhlasnya hati seseorang, sebagaimana beratnya perasaan bukan berarti niatnya tak bersih. Seseorang yang sedang sangat mengingini benda untuk dibeli, tapi membatalkan meski berat hati karena tahu ada amal yang lebih utama untuk kemuliaan agama ini, maka itulah ikhlas.
Sesungguhnya taat itu tak menuntut ringannya hati melaksanakan, tetapi bersihnya niat meskipun merasa sangat berat. Kita mungkin sangat tidak menyukai kewajiban itu, tetapi jika bersungguh-sungguh mengerjakan karena memuliakan perintah-Nya, itulah ikhlas.
Mari sejenak kita mengingat firman Allah Ta'ala:
ﻛُﺘِﺐَ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢُ ٱﻟْﻘِﺘَﺎﻝُ ﻭَﻫُﻮَ ﻛُﺮْﻩٌ ﻟَّﻜُﻢْ ۖ ﻭَﻋَﺴَﻰٰٓ ﺃَﻥ
ﺗَﻜْﺮَﻫُﻮا۟ ﺷَﻴْـًٔﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺧَﻴْﺮٌ ﻟَّﻜُﻢْ ۖ ﻭَﻋَﺴَﻰٰٓ ﺃَﻥ ﺗُﺤِﺒُّﻮا۟
ﺷَﻴْـًٔﺎ ﻭَﻫُﻮَ ﺷَﺮٌّ ﻟَّﻜُﻢْ ۗ ﻭَٱﻟﻠَّﻪُ ﻳَﻌْﻠَﻢُ ﻭَﺃَﻧﺘُﻢْ ﻻَ ﺗَﻌْﻠَﻤُﻮﻥَ
"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS: Al-Baqarah, 2: 216).
Maka, belajar mendidik niat sangat penting bagi kita. Inilah yang perlu terus-menerus kita perbaiki agar tak rusak. Berkait mendidik niat, silakan baca kembali catatan saya di FB bertajuk Mendidik Niat. https://www.facebook.com/notes/mohammad-fauzil-adhim/mendidik-niat/486487501400383
Mengharap ridha-Nya berarti mengharap apa yang diperintahkan-Nya untuk kita harap; berusaha menyukai apa yang Allah Ta'ala sukai. Bagaimana mungkin kita mengharapkan ridha Allah Ta'ala sementara apa yang diperintahkan-Nya kita anggap rendah dan tak bernilai? Mengharap surga misalnya, itu justru bagian dari ikhlas.
Bersegera melakukan amal dan ibadah untuk meraih ampunan Allah Ta'ala juga merupakan bagian dari taat dan taqwa. Dengan demikian, mengharap surga sama sekali bukan perusak keikhlasan. Ia justru mengokohkan. Ingatlah firman Allah subhanahu wa ta'ala:
ﻭَﺳَﺎﺭِﻋُﻮٓا۟ ﺇِﻟَﻰٰ ﻣَﻐْﻔِﺮَﺓٍ ﻣِّﻦ ﺭَّﺑِّﻜُﻢْ ﻭَﺟَﻨَّﺔٍ ﻋَﺮْﺿُﻬَﺎ
ٱﻟﺴَّﻤَٰﻮَٰﺕُ ﻭَٱﻷَْﺭْﺽُ ﺃُﻋِﺪَّﺕْ ﻟِﻠْﻤُﺘَّﻘِﻴﻦَ
"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa." (QS. Ali Imran, 3: 133).
Bukankah firman Allah Ta'ala ini sudah sangat jelas?
Wallahu a'lam bish-shawab.*
Twitter Mohammad Fauzl Adhim @kupinang
Rep: Administrator
Editor: Syaiful Irwan
Komentar
Posting Komentar