KBD: Berita dan Artikel; 22 Sya'ban 1434 H / 1 Juli 2013


Assalaamu 'alaykum wR. wB.

Segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhitung banyaknya.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW............

Sahabat KBD, mari kita jadikan diri kita untuk selalu bersemangat dalam menambah amal kebaikan dalam hidup kita..

Sahabat, Insyaa Alloh kita akan bertemu kembali dalam kegiatan KBD. Insyaa Allah sore nanti merupakan pertemuan terakhir sebelum Romadhon.

Sahabat, sore nanti insyaa Allah kita akan menyelenggarakan Quizz yang materinya seputar Romadhon. Insyaa Allah akan ada hadiahnya. Quizz akan dimulai pukul 17.15, insyaa Allah, jadi jangan terlambat, ya....
Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dari Allah SWT sehingga kita dapat meringankan langkah dan meluangkan waktu untuk menghadiri pertemuan ini.

Buat para sahabat yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, silakan hubungi Pak Pur di 5104 atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya, nanti setelah Romadhon. Yang sudah akan tampil, Insyaa Allah adalah Putut akan melanjutkan bahasan tentang Iblis...

Untuk bahan bacaan dan renungan pekan ini, silakan simak artikel  di bawah ini, copy paste dari hidayatullah dot com . Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam menghadapi Romadhon nanti.

Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.

Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir...  Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......  

Wassalaamu 'alaykum.....


7 Persiapan Sambut Bulan Ramadhan dengan Gembira

Jum'at, 28 Juni 2013 

BULAN  suci Ramadhan memiliki banyak keistimewaan bila dibandingkan dengan sebelas bulan lainnya.  Berbagai keistimewaan itu pula yang tak akan pernah bisa kita jumpai di bulan-bulan yang lain.

Setidaknya ada 6 keistimewaan bulan ini sebagaimana hadits yang diriwayatkan Khuzaimah. 

Pertama,  
Syahrul Azhim (Bulan yang Agung). Azhim adalah nama dan sifat Allah. Namun, juga digunakan untuk menunjukkan kekaguman terhadap kebesaran dan kemuliaan sesuatu. Ramadhan menjadi bulan yang mulia dan agung, karena Allah sendiri telah mengagungkan dan memuliakannya.

Kedua, 
Syahrul Mubarak (Bulan Keberkahan)

Semuanya diberkahi dan amal ibadahnya dilipatgandakan pada bulan ini.

Ketiga, 
Syahru Shiyam (Bulan Puasa)

Pada bulan Ramadhan dari awal hingga akhir kita menegakkan satu dari lima rukun Islam yang sangat penting, yaitu shaum (puasa).

Keempat, 
Syahru Nuzulil Qur'an (Bulan diturunkannya al-Quran)

Kelima, 
Syahrul Musawwah (Bulan Santunan).

Di bulan Ramadhan sangat dianjurkan bagi setiap Muslim untuk saling bederma, berkasih sayang dengan sesamanya yang keadaannya jauh memprihatinkan dari pada kita.

Keenam, 
Syahrus Shabr (Bulan sabar).

Bulan Ramadhan melatih jiwa Muslim untuk senantiasa sabar, tidak mengeluh dan tahan uji. Sabar adalah kekuatan jiwa dari segala bentuk kelemahan mental, spiritual, dan operasional. Orang bersabar akan bersama Allah sedangkan balasan orang-orang yang sabar adalah surga

Nah, bulan yang sangat istimewa dan sangat dirindukan oleh orang-orang beriman ini, kedatangannya sudah tinggal menghitung hari. 

Sebagai mahasiswa perantauan, saya akan memberikan beberapa contoh persiapan menyambut datangnya Ramadhan agar kita bisa mendapat nilai plus dengan Ramadhan, dan yang tidak kalah penting adalah agar Ramadhan tahun ini tidak kita lalui dengan percuma bahkan tidak membekas sama sekali. Naudzubillah.

Berikut adalah beberapa persiapan menyambut Ramadhan ala mahasiswa perantauan seperti saya.

1.    Banyak Berdo'a

Sangatlah baik jika di detik-detik terakhir menuju bulan Ramadhan kita memperbanyak meminta pada Allah agar kita diberi kesempatan untuk menikmati indahnya bulan Ramadhan, karena tidak ada yang menjamin bahwa usia kita akan sampai pada tanggal 1 Ramadhan.

2.    Berlatih Puasa

Untuk membiasakan kita untuk berpuasa sebulan penuh di bulan Ramadhan, ada baiknya sebelum memulainya terlebih dahulu kita melakukan "pemanasan" puasa, diantaranya puasa ayyamul bidh (puasa tiga hari dipertengahan bulan Islam), puasa sunah Senen Kamis, atau bisa juga puasa daud.

3.    Membiasakan Bersedekah

Bersedekah tidak akan membuat kita kehilangan harta, melainkan akan dilipat gandakan oleh Allah SWT. Ketika kita sudah terbiasa bersedekah sebelum Ramadhan, kemungkinan besar untuk lebih banyak berbagi di bulan Suci akan semakin tinggi.

4.    Berniat 

Yang tidak kalah penting sebelum melakukan sesuatu adalah niat. Kita harus berniat dan bertekad untuk melaksanakan puasa Ramadhan sebulan penuh.

5.    Membuat Target Ibadah

Untuk memacu semangat kita dalam beribadah, tidak salah jika kita membuat kurikulum sendiri mengenai targetan amalan kita selama bulan Ramadhan.

Beberapa targetan ibadah yang perlu untuk kita laksanakn selama bulan Ramadhan diantaranya, minimal satu kali mengkhatamkan Al-Qur'an, sholat tarawih tidak pernah terlewatkan, menambah dengan Qiyamullail serta Sholat Dhuha, dan masih banyak lagi tergantung anda yang akan menjalani

6.    Belajar Tentang Ilmu Puasa

Sebelum datang bulan Ramadhan, jangan sampai kita tidak mengetahui ilmu tentang puasa. Mencari ilmu tentang puasa bisa dilakukan dengan berbagai hal, seperti mendengarkan ceramah-ceramah atau tausyiah yang membahas tentang bulan Ramadhan melalu langsung datang di kajian-kajian maupun mendengarkan secara tidak langsung di radio,tv, atau lainnya, bisa juga dengan membaca referensi tentang Ramadhan dari buku maupun internet.

7.    Mencari Info Masjid

Selaku warga baru, kita belum mengetahu informasi masjid yang melaksanakan sholat tarawih yang membuat ibadah kita semakin berkualitas.

Yang terpenting mengenai ibadah adalah kita selaku mahasiswa yang sudah berkategori intelektual muda jangan sampai beribadah hanya mengedepankan aspek kuantitas saja, namun harus lebih menitik beratkan kualitas.

Itulah tujuh persiapan yang bisa saya paparkan selaku mahasiswa perantauan guna menghadapi datangnya bulan suci Ramadhan.

Semoga oleh Allah kita masih diberi kesempatan untuk merasakan kenikmatan-kenikmatan Ramadhan tahun ini. Dan semoga semua amal ibadah kita khususnya di bulan Ramadhan tercatat sebagai amal sholeh di sisi Allah Subhanahu Wata'ala. Amiin..
wallahu a'lam.*

Ahmad Taufik, Anggota Muslim Studi FE Universitas Negeri Malang 


Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/29159/28/06/2013/7-persiapan-sambut-bulan-ramadhan-dengan-gembira-.html



Delapan Sikap Siapkan Diri Menyambut Ramadhan

Selasa, 18 Juni 2013 

Oleh: Muhammad Yusran Hadi, Lc, MA

TAK terasa kita telah memasuki bulan Sya'ban. Sebentar lagi kita akan kedatangan bulan Ramadhan. Setelah sekian lama berpisah, kini Ramadhan kembali akan hadir di tengah-tengah kita. Bagi seorang muslim, tentu kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan rasa gembira dan penuh syukur, karena Ramadhan merupakan bulan maghfirah, rahmat dan menuai pahala serta sarana menjadi orang yang muttaqin.

Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita melakukan persiapan diri untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan, agar Ramadhan kali ini benar-benar memiliki nilai yang tinggi dan dapat mengantarkan kita menjadi orang yang bertaqwa.

Tentu saja persiapan diri yang dimaksud di sini bukanlah dengan memborong berbagai macam makanan dan minuman lezat di pasar untuk persiapan makan sahur dan balas dendam ketika berbuka puasa. Juga bukan dengan mengikuti berbagai program acara televisi yang lebih banyak merusak dan melalaikan manusia dari mengingat Allah Subhanahu Wata'ala dari pada manfaat yang diharapkan, itupun kalau ada manfaatnya. Bukan pula pergi ke pantai menjelang Ramadhan untuk rekreasi, makan-makan dan bermain-main.

Jadi, bagaimana sebenarnya cara kita menyambut Ramadhan? Apa yang mesti kita persiapkan dalam hal ini? Maka tulisan ini mencoba memberi jawaban dari pertanyaan tersebut. Menurut penulis, banyak hal yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan menyambut  kedatangan Ramadhan, yaitu:

Pertama, berdoa kepada Allah Subhanahu Wata'ala, sebagaimana yang dicontohkan para ulama salafusshalih. Mereka berdoa kepada Allah Subhanahu Wata'ala dengan sungguh-sungguh agar dipertemukan dengan bulan Ramadhan sejak enam bulan sebelumnya dan selama enam bulan berikutnya mereka berdoa agar puasanya diterima Allah Subhanahu Wata'ala, karena berjumpa dengan bulan ini merupakan nikmat yang besar bagi orang-orang yang dianugerahi taufik oleh Allah Subhanahu Wata'ala, Mu'alla bin al-Fadhl berkata, "Dulunya para salaf berdoa kepada Allah Ta'ala (selama) enam bulan agar Allah mempertemukan mereka dengan bulan Ramadhan, kemudian mereka berdoa kepada-Nya (selama) enam bulan berikutnya agar Dia menerima (amal-amal shaleh) yang mereka kerjakan" (Lathaif Al-Ma'aarif: 174)

Di antara doa mereka itu adalah: "Ya Allah, serahkanlah aku kepada Ramadhan dan serahkan Ramadhan kepadaku dan Engkau menerimanya kepadaku dengan kerelaan".  Dan doa yang populer: "Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rajab dan Sya'ban, serta sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan".

Kedua, menuntaskan puasa tahun lalu. Sudah seharusnya kita mengqadha puasa sesegera mungkin sebelum datang Ramadhan berikutnya. Namun kalau seseorang mempunyai kesibukan atau halangan tertentu untuk mengqadhanya seperti seorang ibu yang sibuk menyusui anaknya, maka hendaklah ia menuntaskan hutang puasa tahun lalu pada bulan Sya'ban.

Sebagaimana Aisyah r.a  tidak bisa mengqadha puasanya kecuali pada bulan Sya'ban. Menunda qadhapuasa dengan sengaja tanpa ada uzur syar'i  sampai masuk Ramadhan berikutnya adalah dosa, maka kewajibannya adalah tetap mengqadha, dan ditambah kewajiban membayar fidyah menurut sebagian ulama.

Ketiga, persiapan keilmuan (memahami fikih puasa). Mu'adz bin Jabal r.a berkata: "Hendaklah kalian memperhatikan ilmu, karena mencari ilmu karena Allah adalah ibadah". Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah mengomentari atsar diatas, "Orang yang berilmu mengetahui tingkatan-tingkatan ibadah, perusak-perusak amal, dan hal-hal yang menyempurnakannya dan apa-apa yang menguranginya".

Oleh karena itu, suatu amal perbuatan tanpa dilandasi ilmu, maka kerusakannya lebih banyak daripada kebaikannya. Maka dalam hal ini, hanya dengan ilmu kita dapat mengetahui cara berpuasa yang benar sesuai dengan petunjuk Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassallam. Begitu juga ilmu sangat diperlukan dalam melaksanakan  ibadah lainnya seperti wudhu, shalat, haji dan sebagainya. Maka, menjelang Ramadhan ini sudah sepatutnya kita untuk membaca buku fiqhus shiyam (fikih puasa) dan ibadah lain yang berkaitan dengan Ramadhan seperti shalat tarawih, i'tikaf dan membaca al-Quran.

Kempat, persiapan jiwa dan spiritual. Persiapan yang dimaksud di sini adalah mempersiapkan diri lahir dan batin untuk melaksanakan ibadah puasa dan ibadah-ibadah agung lainnya di bulan Ramadhan dengan sebaik-sebaiknya, yaitu dengan hati yang ikhlas dan praktek ibadah yang sesuai dengan petunjuk dan sunnah Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassallam.

Persiapan jiwa dan spiritual merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam upaya untuk memetik manfaat sepenuhnya dari ibadah puasa. Penyucian jiwa (Tazkiayatun nafs) dengan berbagai amal ibadah dapat melahirkan keikhlasan, kesabaran, ketawakkalan, dan amalan-amalan hati lainnya yang akan menuntun seseorang kepada jenjang ibadah yang berkualitas. Salah satu cara untuk mempersiapkan jiwa dan spritual untuk menyambut Ramadhan adalah dengan jalan melatih dan memperbanyak ibadah di bulan sebelumnya, minimal di bulan Sya'ban ini seperti memperbanyak puasa Sunnat.

Memperbanyak puasa pada bulan Sya'ban merupakan sunnah Rasul Shalallahu 'alaihi Wassallam. Aisyah ra, ia berkata, "Aku belum pernah melihat Nabi Shalallahu 'alaihi Wassallam berpuasa sebulan penuh kecuali bulan Ramadhan, dan aku belum pernah melihat Nabi Shalallahu 'alaihi Wassallam berpuasa sebanyak yang ia lakukan di bulan Sya'ban." (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam riwayat lain, dari Usamah bin Zaid r.a ia berkata, aku bertanya, "Wahai Rasulullah, aku belum pernah melihatmu berpuasa pada bulan-bulan lain yang sesering pada bulan Sya'ban". Beliau bersabda, "Itu adalah bulan yang diabaikan oleh orang-orang, yaitu antara bulan Ra'jab dengan Ramadhan. Padahal pada bulan itu amal-amal diangkat dan dihadapkan kepada Rabb semesta alam, maka aku ingin amalku diangkat ketika aku sedang berpuasa." (HR. Nasa'i dan Abu Daud serta dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Adapun pengkhususan puasa dan shalat sunat seperti shalat tasbih pada malam nisfu sya'ban (pertengahan Sya'ban) dengan menyangka bahwa ia memiliki keutamaan, maka hal itu tidak ada dalil shahih yang mensyariatkannya. Menurut para ulama besar, dalil yang dijadikan sandaran mengenai keutamaannisfu sya'ban adalah hadits dhaif (lemah) yang tidak bisa dijadikan hujjah dalam persoalan ibadah, bahkanmaudhu' (palsu). Oleh Sebab itu, Imam Ibnu Al-Jauzi memasukkan hadits-hadits mengenai keutamaan nishfu Sya'ban ke dalam kitabnya Al-Maudhu'at (hadits-hadits palsu).

Al-Mubarakfuri berkata, "Saya tidak mendapatkan hadits marfu' yang shahih tentang puasa pada pertengahan bulan Sya'ban. Adapun hadits keutamaan nisfu Sya'ban yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah saya telah mengetahui bahwa hadits ini adalah hadits sangat lemah" (Tuhfah Al-Ahwazi: 3/444).

Syaikh Shalih bin Fauzan berkata, "Adapun hadits-hadits yang terdapat dalam masalah ini, semuanya adalah hadits palsu sebagaimana dikemukakan oleh para ulama. Akan tetapi bagi orang yang memiliki kebiasaan berpuasa pada ayyamul bidh (tanggal 14, 15, 16), maka ia boleh melakukan puasa pada bulan Sya'ban seperti bulan-bulan lainnya tanpa mengkhususkan hari itu saja."

Syaikh Sayyid Sabiq berkata, "Mengkhususkan puasa pada hari nisfu Sya'ban dengan menyangka bahwa hari-hari tersbut memiliki keutamaan dari pada hari lainnya, tidak memiliki dalil yang shahih" (Fiqh As-Sunnah: 1/416).

Kelima, persiapan dana (finansial). Sebaiknya aktivitas ibadah di bulan Ramadhan harus lebih mewarnai hari-hari ketimbang aktivitas mencari nafkah atau yang lainnya. Pada bulan ini setiap muslim dianjurkan memperbanyak amal shalih seperti infaq, shadaqah dan ifthar (memberi bukaan). Karena itu, sebaiknya dibuat sebuah agenda maliah (keuangan) yang mengalokasikan dana untuk shadaqah, infaq serta memberi ifhtar selama bulan ini. Moment Ramadhan merupakan moment yang paling tepat dan utama untuk menyalurkan ibadah maliah kita. Ibnu Abbas r.a berkata, "Nabi Shalallahu 'alaihi Wassallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan pada bulan Ramadhan." (H.R Bukhari dan Muslim). Termasuk dalam persiapan maliah adalah mempersiapkan dana agar dapat beri'tikaf dengan tanpa memikirkan beban ekonomi untuk keluarga.

Keenam, persiapan fisik yaitu menjaga kesehatan. Persiapan fisik agar tetap sehat dan kuat di bulan Ramadhan sangat penting. Kesehatan merupakan modal utama dalam beribadah. Orang yang sehat dapat melakukan ibadah dengan baik. Namun sebaliknya bila seseorang sakit, maka ibadahnya terganggu. Rasul Shalallahu 'alaihi Wassallam bersabda, "Pergunakanlah kesempatan yang lima sebelum datang yang lima; masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu." (HR. Al-Hakim)

Maka, untuk meyambut Ramadhan kita harus menjaga kesehatan dan stamina dengan cara menjaga pola makan yang sehat dan bergizi, dan istirahat cukup.

Ketujuh, menyelenggarakan tarhib Ramadhan. Disamping persiapan secara individual, kita juga hendaknya melakukan persiapan secara kolektif, seperti melakukan tarhib Ramadhan yaitu mengumpulkan kaum muslimin di masjid atau di tempat lain untuk diberi pengarahan mengenai puasa Ramadhan, adab-adab, syarat dan rukunnya, hal-hal yang membatalkannya atau amal ibadah lainnya.

Menjelang bulan Ramadhan tiba, Rasul Shalallahu 'alaihi Wassallam memberikan pengarahan mengenai puasa kepada para shahabat. Beliau juga memberi kabar gembira akan kedatangan bulan Ramadhan dengan menjelaskan berbagai keutamaannya. Abu Hurairah ra berkata, "menjelang kedatangan bulan Ramadhan, Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassallam bersabda, "Telah datang kepada kamu syahrun mubarak (bulan yang diberkahi). Diwajibkan kamu berpuasa padanya. Pada bulan tersebut pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, syaithan-syaithan dibelunggu. Padanya juga terdapat suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, barangsiapa yang terhalang kebaikan pada malam itu, maka ia telah terhalang dari kebaikan tersebut." (HR. Ahmad, An-Nasa'i dan Al-Baihaqi). Selain itu, banyak lagi hadits-hadits yang menjelaskan tentang keutamaan Ramadhan. Hal ini dilakukan oleh Rasulullah Shalallahu 'alaihi Wassallam untuk memberi motivasi dan semangat kepada para sahabat dan umat Islam setelah mereka dalam beribadah di bulan Ramadhan.

Akhirnya, penulis mengajak seluruh umat Islam khususnya di Aceh untuk menyambut bulan Ramadhan yang sudah di ambang pintu ini dengan gembira dan  mempersiapkan diri untuk beribadah dengan optimal. Selain itu kita berharap kepada Allah Subhanahu Wata'ala agar ibadah kita diterima, tentu dengan ikhlas dan sesuai Sunnah Rasul Shalallahu 'alaihi Wassallam. Semoga kita dipertemukan dengan Ramadhan dan dapat meraih berbagai keutamaannya.*

Penulis adalah ketua Majelis Intelektual & Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Aceh & kandidat Doktor Ushul Fiqh, International Islamic University Malaysia (IIUM)


Red: Cholis Akbar

http://www.hidayatullah.com/read/29015/18/06/2013/delapan-sikap-siapkan-diri-menyambut-ramadhan--.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fw: Bacaan bulan ramadhan

KBD: Berita dan Artikel; 29 Rajab Akhir 1438 H / 26 April 2017

Musholla lt 23 pindah ke area baru