BAR-B-QU


Kajian Islam :
Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup
oleh : Muhammad Al-Khalaf

Orang yang Berpaling dari Al-Qur'an

Orang yang berpaling dari Al-Qur'an pasti rugi di dunia dan akhirat –semoga Allah mema`afkan kita. Ayat-ayat berikut menjelaskan keadaan orang yang berpaling di dunia dan akhirat, Allah berfirman:
"Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Berkatalah ia: "Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?" Allah berfirman: Demikian-lah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan."(Thaha: 124-126)

Ibnu Abbas Radhiallaahu anhu berkata: Allah telah menjamin orang yang membaca Al-Qur'an dan mengamalkan ajarannya tidak akan sesat di dunia dan tidak akan sengsara di akhirat. Kemudian Ibnu Abbas membacakan ayat di atas.

Al-Qurthubi di dalam menafsirkan ayat di atas mengatakan: "Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku", maksudnya adalah dari agama-Ku (Islam), tidak membaca kitab-Ku dan tidak mengamalkan ajarannya. Ada pendapat lain yang menafsirkan: Berpaling dari dalil dan bukti-bukti yang telah Aku turunkan. Dzikir di dalam ayat di atas boleh juga yang dimaksud adalah rasul, karena peringatan itu datang dari rasul. "Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit" yakni kehidupan yang sempit. Tafsiran lain menyebutkan: Ia buta dari sumber-sumber kebaikan, tidak mengetahui sumber kebaikan sedikitpun. Tafsiran lain juga menyebutkan: Buta tidak dapat mencari jalan keluar untuk menolak azab Allah dari dirinya, seba-gaimana orang buta tidak mempunyai cara untuk menghindar dari sesuatu yang tidak dapat ia lihat".

Imam Ibnul Qayyim berkata di dalam menafsirkan ayat: "Barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit, ..........", dan kehidupan yang sempit itu ditafsirkan dengan azab kubur.

Yang shahih adalah kehidupan yang sempit di dunia dan di alam barzah (kubur), karena siapa saja yang berpaling dari Al-Qur'an yang telah Dia turunkan, maka ia akan merasakan kesempitan hati, kesulitan penghidupan, diliputi rasa cemas, rakus terhadap harta benda dan merasa resah karena kehilangan harta benda – baik sebelum ataupun sesudah ia peroleh, dan rasa sakit yang ia rasakan selama itu- yang tidak disadari oleh hati karena ia mabuk dan tenggelam di dalam kema-bukan. Maka setiap kali sadar sesaat ia pun langsung merasakan rasa sempit tersebut, lalu ia segera berupaya menanggulanginya dengan kemabukan yang lain, dan demikianlah keadaan dia sepanjang hidupnya. Kehidupan yang mana lagi yang lebih sempit dari kehidupan yang demikian, sekiranya hati mempunyai perasaan?!

Jadi, hati para ahli bid`ah, orang-orang yang berpaling dari Al-Qur'an, orang-orang yang lalai dari Allah dan para pelaku kemaksiatan selalu berada di dalam Jahim/neraka sebelum Jahim Akbar di akhirat; sedangkan hati orang-orang yang berbuat kebajikan berada di dalam kenikmatan sebelum kenikmatan akbar di akhirat: "Sesungguhnya orang-orang yang banyak berbakti benar-benar berada dalam surga yang penuh kenikmatan, dan sesungguhnya orang-orang durhaka benar-benar berada di dalam neraka". Ini adalah keadaan mereka di dalam tiga alam (dunia, barzah dan akhirat) tidak khusus di dalam kehidupan akhirat kelak belaka, -sekalipun kesempurnaan dan terjadinya nanti di alam akhirat- dan di alam barzah lebih ringan dari itu.


Kajian Islam :
Al-Qur'an Sebagai Pedoman Hidup
oleh : Muhammad Al-Khalaf

Tuntutan Kelima: Menyerukan untuk memberlakukan hukumnya.

Yaitu Berda`wah untuk memberlakukan hukum-hukum Al-Qur'an di dalam seluruh bidang kehidupan, mengamalkan ajarannya dan berprilaku dan berakhlak dengan akhlak Al-Qur'an yang diserukan oleh Al-Qur'an kepada kita. Maka kita ajak orang dekat dan orang yang jauh dari kita, dengan kita memulai dari diri kita sendiri, kita paksakan diri kita untuk menjadikan Al-Qur'an sebagai jalan hidup kita (minhaj al-hayat), dan sebagai cahaya yang kita pergunakan untuk menerangi hidup kita, lalu kita serukan kepada orang yang paling dekat dengan kita, karena Allah telah berfirman:

"Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (At-Tahrim: 6).

Betapa banyak orang yang lalai terhadap keluarganya sendiri, bahkan terhadap buah hatinya (anak-anaknya). Pendidikan dan pengajaran mereka serahkan kepada sarana yang menghancurkan kenikmatan akhirat dan tidak membangun kenikmatan dunia, yang terkadang alat-alat tersebut sengaja disediakan untuk anak-anaknya, bahkan terserah mereka menggunakannya. Mengapa kita tidak memperhatikan urusan agama mereka dan membina akhlak mereka, sebagai-mana kita perhatikan sisi kelezatan dunia mereka dengan segala aneka ragamnya dan proses pendidikan mereka di sekolah yang kita harapkan di masa yang akan datang mereka dapat mencari rizki dan mendapatkan kedudukan!?

Kezhaliman seperti apa lagi yang lebih besar dari kezaliman ini?! Pertama, ia menzalimi dirinya sendiri, lalu ia tidak melaksanakan tugas pembinaan yang menjadi kewajibannya, ia menyia-nyiakan dirinya dari mempunyai anak yang shalih yang akan mendo`akannya nanti apabila ia telah meninggal dunia, sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam di dalam haditsnya yang bersumber dari Abu Hurairah Radhiallaahu anhu :

"Apabila seseorang mati, maka terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfa`at dan anak shalih yang selalu mendo`kannya." ( Riwayat Muslim).

Kemudian kita seru dan kita ajak orang lain dari saudara-saudara kita, kaum muslimin. Dan kita harus prihatin terhadap orang-orang yang lalai di antara mereka, lalu bersikap ramah terhadap mereka di saat kita ingin menasihati, mengajak mereka patuh dan memberlakukan hukum Al-Qur'an dan sunnah di dalam realitas kehidupan mereka baik secara global maupun secara rinci, sebagai pengamalan kita terhadap firman Allah: "Serulah ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan nasihat yang baik".

Dan harus kita ketahui bahwa berda`wah itu tidak terbatas pada para ulama dan para penuntut ilmu saja, tetapi berda`wah adalah kewajiban dan tugas setiap muslim yang mempunyai pengetahuan agama sebesar apapun jua. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam telah bersabda: "Sampaikanlah dariku sekalipun satu ayat". Masing-masing berda`wah menurut kadar ilmu dan kemampuannya, seperti:
  • Mengajak saudara/teman untuk mengikuti pengajian atau ceramah agama di salah satu masjid.
  • Memberi buku kecil atau kaset kepada saudara atau keluarga dekat agar ia membaca atatu mendengarkannya.
  • Menyampaikan fatwa ulama kepada orang yang membutuhkannya.
  • Nasihat keagamaan yang singkat di dalam perkumpulan keluarga atau lainnya.

Banyak lagi hal-hal yang dapat dilakukan yang tergolong dalam kegiatan da`wah, tidak mungkin dimuat di dalam buku kecil ini. Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Allah akan memberinya ilmu. Firman Allah: "Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, niscaya Allah memberikan ilmu kepadanya".

BAR-B-QU diadakan setiap Rabu, ba'da pulang kerja s.d. Maghrib di Musholla lt 23.
Terbuka untuk seluruh muslimin/muslimat di PT ORIF

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fw: Bacaan bulan ramadhan

KBD: Berita dan Artikel; 29 Rajab Akhir 1438 H / 26 April 2017

Musholla lt 23 pindah ke area baru