KBD: Berita dan Artikel; 18 Jumadil Akhir 1434 H / 29 April 2013


Assalaamu 'alaykum wR. wB.

Segala puji bagi Alloh SWT atas segala limpahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhitung banyaknya.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW............

Sahabat KBD, mari kita jadikan diri kita untuk selalu bersemangat dalam menambah amal kebaikan dalam hidup kita..

Sahabat, Insyaa Alloh kita akan bertemu kembali dalam kegiatan KBD. Jika tidak ada halangan, insyaa Allah sore ini kita akan melanjutkan bahasan tentang Beberapa Dosa Yang Dianggap Biasa, yang akan disampaikan oleh sahabat kita, Rosyid (Udit).
Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dari Allah SWT sehingga kita dapat meringankan langkah dan meluangkan waktu untuk menghadiri pertemuan ini.

Buat para sahabat yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, silakan hubungi Pak Pur atau toto di 5113 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.

Untuk bahan bacaan dan renungan, silakan simak artikel-artikel  di bawah ini, copy paste dari eramuslim dot com . Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam menghadapi kondisi yang kita hadapi sehari-hari.

Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.

Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir...  Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......  

Wassalaamu 'alaykum.....


Tiga Jurus Bahagia

Redaksi – Kamis, 14 Jumadil Akhir 1434 H / 25 April 2013 06:21 WIB

Apa itu bahagia? Setiap orang memiliki persepsi masing-masing mengenai arti kebahagiaan sesuai dengan pandangan hidupnya. Banyak pendapat saling berlainan dalam mendefinisikan makna kebahagiaan. Masing-masing memiliki pemahamannya tersendiri sesuai dengan keyakinan dan pandangannya terhadap kehidupan. Kebanyakan menyandarkannya kepada materi. Pendapat mereka mengenai kebahagiaan berkisar seputar kekayaan, harta yang melimpah, kenikmatan dan kesenangan, kemasyhuran, kecantikan dan wanita, kebebasan, kemenangan, kesuksesan, serta tuntutan-tuntutan hidup lainnya.

Berbeda dengan orang-orang mu’min. Sedangkan orang mu’min dan beramal shalih adalah sebaik-baik makhluk. Neraca timbangan mereka dalam mengukur kebahagiaan adalah syariat yang suci. Hujjah mereka adalah pedoman hidup sepanjang masa Al-Qur’an Karim. Dalil mereka adalah risalah rabbaniyah yang diemban oleh para Rasul dan dibawa para Nabi. Kebahagiaan menurut mereka, adalah tauhid yang murni, yang tak tercampur noda syirik.[1]

Kebagiaan mereka adalah iman. Tiga jurus bahagia adalah SABAR, SYUKUR dan AMPUNAN. Apabila memperoleh nikmat mereka bersyukur; apabila memperoleh musibah mereka bersabar; apabila berbuat dosa mereka memohon ampun.

Alangkah beruntungnya orang-orang mu’min, yang dapat merasakan kebagaiaan dalam setiap keadaan; suka maupun duka. Itulah barakah, kebaikan yang bertambah-tambah. Kebahagiaan mereka adalah kebaikan. Kesempitan dan kesusahan mereka pun kebaikan. Tatkala berbuat dosa pun menjadi kebaikan jika tertaubati dan menjadikannya insan yang lebih bertaqwa.

Alangkah bahagianya orang mu’min. Karena iman, tak ada kesedihan dan ketakutan. Sebab mereka ridha terhadap Rabbnya dan Rabbnya ridha terhadap mereka. Tiada kekhawatiran kehidupan mereka di dunia, sebab jika mereka menjadi orang yang dekat kepada-Nya, pasti akan ditolong, dilindungi, diayomi, diselamatkan oleh-Nya. Tiada kebahagiaan yang melebihi orang-orang yang dekat kepada Rabb-nya.
Sedangkan kebahagiaan puncak mereka ada di akhirat; ketika bertemu dengan-Nya, mendapatkan sambutan salam dari-Nya; mendapatkan ridha dan surga-Nya. Sedangkan kebahagiaan mereka di dunia merupakan ‘surga’ yang dicicipkan sebelum surga yang sebenarnya. Dengan rasa iman di dalam dada; mencakup syukur, sabar dan ampunan.

Alangkah bahagianya orang yang bersyukur, setiap kenikmatannya pasti akan ditambah. Ditambah dan ditambah. Sedangkan rasa syukur itu merupakan ni’mat tersendiri. Karena rasa syukur pula ia menjadi qanaah, merasa cukup. Sehingga lapanglah dadanya. Luaslah pandangannya.
Alangkah bahagianya orang yang bersabar; pasti mendapatkan rahmat-Nya, dosa-dosanya diampuni, diganjari kebaikan yang tak terbatas, dinaikkan derajat keimanannya. Serta kebahagiaan bagi orang-orang yang bertaubat; dosa-dosanya terampuni, kesalahannya diganti dengan kebaikan. Alangkah bahagianya… Alangkah beruntungnya…

Orangtua kita kerap mengajari kita untuk tidak merasa rugi dalam segala sesuatu; bahkan agar senantiasa merasa beruntung. Ketika brakk terjatuh dari kursi, “untung nggak patah tangannya, nduk.” Senantiasa ucapan ‘beruntung’ yang dilontarkan agar kita tidak merasa rugi dalam keadaan terburuk sekali pun. Agar kita bisa tetap bersyukur meski mendapat musibah sekali pun.

Sedangkan kesengsaraan bagi orang yang tak mampu bersyukur; sempit hatinya membuatnya selalu kurang; tak membuatnya nyaman meski dalam keadaan yang baik sekalipun. Orang yang sempit hati, tak akan merasakan kebahagiaan meski pun tinggal di dalam istana yang megah dan di tengah harta kekayaan yang melimpah. Serta kesengsaraan pun bagi orang-orang yang tak mampu bersabar. Kesempitan dan kesusahan mereka bertambah-tambah dengan kesengsaraan di dalam dada. Dan puncak kesengsaraan mereka adalah di akhirat; ketika mendapati adzab dan laknat-Nya. Na’udzubillah min dzalik…

Termasuk orang yang bahagiakah kita?

Wallahu a’lam bish shiwab…

-Muhammad Amin-
http://www.eramuslim.com/oase-iman/tiga-jurus-bahagia.htm

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fw: Bacaan bulan ramadhan

KBD: Berita dan Artikel; 29 Rajab Akhir 1438 H / 26 April 2017

Musholla lt 23 pindah ke area baru