KBD: Berita dan Artikel; 24 Shofar 1434 H / 7 Januari 2013


Assalaamu 'alaykum wR. wB.

Segala puji bagi Alloh SWT atas segala curahan ni'mat dan karuniaNya yang tiada terhingga.
Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW............

Sahabat KBD, mudah-mudahan liburan panjang kemarin membuat kita makin mantap bertekad untuk selalu menambah amal kebaikan dalam hidup kita..

Sahabat, Insyaa Alloh kita akan bertemu kembali dalam kegiatan KBD. Sore ini, Insyaa Allah, Pak Haji Purwanto akan membawakan pelajaran dari serial Tukang Bubur. Mudah-mudahan kita mendapat keberkahan dari Allah SWT sehingga kita dapat meringankan langkah dan meluangkan waktu untuk menghadiri pertemuan ini.

Untuk pekan-pekan berikutnya, ada beberapa bahasan yang menunggu, misalnya tentang Fanatisme dan Toleransi dalam Islam, beberapa materi Fiqh dan akhlaq. Insyaa Allah akan ditentukan jadwal tayangnya nanti.

Buat sahabat lainnya yang ingin menyumbangkan waktu, pengetahuan serta ilmunya atau yang ingin sharing pengalaman, silakan hubungi Pak Pur di 3212 atau toto di 5109 untuk mendapatkan 'jadwal tayang' nya.

Untuk bahan bacaan dan renungan, silakan simak artikel di bawah ini, copy paste dari hidayatullah dot com. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita dalam menghadapi kondisi yang kita hadapi sehari-hari.

Buat para sahabat yang memerlukan, insyaa Alloh email ini dapat juga diakses di kbdorif dot blogspot dot com.
Jika ada teman lain yang ingin di sharing, silakan forward email ini atau daftarkan alamat email nya ke toto.

Jangan lupa - jangan segan - jangan ragu, ajak teman dan sahabat lainnya untuk ikut serta hadir...  Sampai jumpa nanti sore, Insyaa Alloh.......  

Wassalaamu 'alaykum......

Lembut dan Peka, Itulah Fitrah Orang Mukmin

Rabu, 26 Desember 2012

RENDAH hati adalah fitrah iman. Sebaliknya, kesombongan pasti menyertai kekafiran. Iman dan kesombongan adalah dua hal yang mustahil bersatu, sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadits: "Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya ada kesombongan seberat sebutir biji sawi." Ada yang bertanya, "Wahai Rasulullah, sungguh ada seseorang yang ingin berbaju bagus dan bersandal bagus." Beliau bersabda, "Sesungguhnya Allah itu indah. Dia menyukai keindahan. Kesombongan adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain." (Riwayat Muslim).

Tidak aneh jika Al-Qur'an pun sangat sering menggambarkan sikap kedua golongan ini (mukmin dan kafir) secara bertentangan. Tabiat mereka tampak sangat berbeda terutama ketika berhadapan dengan petunjuk-petunjuk Allah. Golongan pertama akan tunduk, khusyu', dan memohon agar diberi taufik untuk mengikutinya, sementara golongan kedua justru angkuh, ingkar, dan menantang agar didatangkan azab. Mari kita telusuri penggambaran Al-Qur'an ini, agar menjadi nasehat bagi kita bersama.

Ketika sebagian Ahli Kitab (yang mukmin) mendengar bacaan Al-Qur'an pada masa-masa awal dakwah Islam di Makkah, beginilah sikap mereka:

إِنَّ الَّذِينَ أُوتُواْ الْعِلْمَ مِن قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ سُجَّداً
وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِن كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولاً
وَيَخِرُّونَ لِلأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعاً

"…Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al-Qur'an dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Mereka berkata: "Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi". Mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'." (QS. Al-Isra' [17]: 107-109).

Begitulah seorang mukmin. Hatinya sangat lembut dan peka terhadap tanda-tanda kebenaran yang diisyaratkan Tuhannya. Cermin nuraninya yang bening spontan dapat mengenali cahaya Allah, dan segera memantulkannya. Maka, seketika jiwanya menjadi terang dan lapang, sebagaimana ruangan gelap yang terasa lega dan nyaman begitu lampu dinyalakan di dalamnya. Dalam menapaki kehidupan ini, mereka senantiasa memanjatkan doa dengan penuh ketawadhu'an;

رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu; karena sesungguhnya Engkaulah Dzat yang Maha Pemberi." (QS. Ali 'Imran [3]: 8).

Sebaliknya adalah tabiat kaum kafir. Ketika menghadapi kebenaran, serta-merta hatinya tertutup. Bahkan, secara sengaja mereka menutupnya sendiri. Permusuhan mereka terhadap kebenaran adalah kebencian sejati yang sangat mengerikan. Dengarkanlah apa kata Al-Qur'an tentangnya:

وَقَالُوا قُلُوبُنَا فِي أَكِنَّةٍ مِّمَّا تَدْعُونَا إِلَيْهِ وَفِي آذَانِنَا وَقْرٌ وَمِن بَيْنِنَا وَبَيْنِكَ حِجَابٌ فَاعْمَلْ إِنَّنَا عَامِلُونَ

"Mereka berkata: "Hati kami berada dalam tutupan (yang menutupi kami dari) apa yang kamu serukan, dan pada telinga kami ada sumbatan. Antara kami dan kamu ada dinding. Maka, bekerjalah kamu, sesungguhnya kami bekerja (pula)." (QS: Fusshilat [41]: 5).

Apakah iman bisa masuk ke dalam hati seperti ini? Sungguh mustahil, karena pemiliknya telah menguncinya dari dalam. Ibaratnya: jauh lebih mudah membangunkan orang tidur sungguhan dibanding menyadarkan orang yang pura-pura tidur. Membimbing orang bodoh yang mau belajar pasti lebih gampang dibanding mengajari seseorang yang keras kepala dan sok tahu. Ini sangat menjengkelkan.

Tidak hanya sampai disitu, Al-Qur'an bahkan menceritakan tabiat kekafiran yang jauh lebih parah. Dalam surah al-Anfal: 32, Allah berfirman: "Dan (ingatlah), ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata: "Ya Allah, jika betul (Al-Qur'an) ini adalah yang benar dari sisi-Mu, maka hujanilah kami dengan batu dari langit, atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih."

Sungguh ganjil permohonan mereka ini, dan betapa mendalamnya kebencian mereka terhadap kebenaran. Bukankah seharusnya mereka memohon agar dibimbing mengikuti Al-Qur'an jika ia terbukti sebagai kebenaran dari Allah? Akan tetapi, mengapa mereka justru minta dihujani batu dari langit atau ditimpa siksa yang sangat pedih? Tidak ada istilah yang lebih tepat untuk sikap-sikap aneh ini selain "gila kuadrat"!

Maka, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyimpulkan fitrah keimanan dan tabiat kekafiran dalam sabdanya: "Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni surga itu? Dialah setiap orang yang lemah, lembut, dan rendah hati; seandainya ia bersumpah memohon kemurahan Allah, pasti akan dipenuhi-Nya. Maukah kalian aku beritahu siapa penghuni neraka itu? Dialah setiap orang yang keras lagi kasar, suka meneriakkan kata-kata kotor, angkuh gaya berjalannya, lagi sombong (sok hebat)." (Riwayat Bukhari dan Muslim).

Segenap ayat dan hadits diatas sebenarnya merupakan diagnosa atas gejala-gejala keimanan dan kekafiran dalam hati manusia. Sebagaimana dimaklumi, iman dan kufur adalah hakikat ruhiyah yang tidak bisa ditangkap panca indra, dan hanya bisa dikenali dari tanda-tandanya. Setelah mendiagnosa, Allah kemudian memberikan terapi, yaitu syariat-Nya yang terangkum dalam Kitabullah dan Sunnah Nabi. Allah sendiri telah menyifati Al-Qur'an sebagai obat dari segala penyakit hati, petunjuk, dan rahmat bagi kaum beriman (Qs. Yunus: 57 dan al-Isra': 82).

Dengan kata lain, kita diajari untuk melakukan self-diagnostic, memeriksa sendiri tanda-tanda mana yang bersemayam dalam jiwa kita. Jika didominasi gejala iman, mari berdoa agar senantiasa diteguhkan. Iringi pula dengan amal shalih. Jika didapati gejala kufur, Allah pun telah menuliskan resep-resep manjur untuk mengatasinya. Langkah diagnosa ini dapat pula dipergunakan untuk kepentingan lain, misalnya memilih guru, calon pasangan hidup, teman bergaul, rekan berbisnis, karyawan, atau pembantu rumah tangga. Semoga saja kita selalu diberkahi dan terselamatkan. Amin. Wallahu a'lam.*/Alimin Mukhtar


Red: Cholis Akbar
http://www.hidayatullah.com/read/26501/26/12/2012/lembut-dan-peka,-itulah-fitrah-orang-mukmin.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Fw: Bacaan bulan ramadhan

KBD: Berita dan Artikel; 29 Rajab Akhir 1438 H / 26 April 2017

Musholla lt 23 pindah ke area baru